JURNALSUMSEL.COM- Kondisi Myanmar usai dilakukannya kudeta militer semakin mencekam.
Terjadi unjuk rasa besar-besaran di beberapa wilayah Myanmar untuk menentang kudeta militer pekan lalu.
Pengunjung rasa melakukan pemblokiran jalan dan larangan pertemuan besar.
Hal ini untuk memperpanjang demonstrasi terbesar dalam lebih dari satu dekade pada hari Selasa, 9 Februari 2021.
Mereka meneriakkan dan menghadapi polisi yang menembakkan meriam air dan memperingatkan mereka untuk bubar.
Baca Juga: Jaksa Pinangki Terbukti Terima Suap, Vonis Majelis Hakim Lebih Berat dari Tuntutan Jaksa
Diketahui, kudeta militer di Myanmar terjadi pada 1 Februari 2021 degan melakukan penahanan pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi.
Penahan tersebut telah membawa protes empat hari berturut-turut di negara Asia Tenggara berpenduduk 53 juta jiwa itu.
Tidak hanya unjuk rasa, terjadi juga gerakan pembangkangan sipil yang berkembang yang mempengaruhi rumah sakit, sekolah dan kantor pemerintah.