JURNALSUMSEL.COM- Partai pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi yang kini ditahan menyerukan pembebasannya.
Pembebasan dari penahanan sekaligus meminta junta mengakui kemenangannya dalam pemilihan November 2020 lalu.
Sehari setelah kudeta militer memicu kemarahan global, Amerika Serikat (AS) mengancam akan memberlakukan kembali sanksi terhadap para jenderal Myanmar.
Sanksi tersebut akan diberikan setelah mereka merebut kekuasaan dan menangkap Suu Kyi dan puluhan sekutunya pada penggerebekan fajar pada hari Senin dini hari.
Keberadaan pemenang Noble Perdamaian itu tetap tidak diketahui keberadaannya setelah lebih dari 24 jam setelah penangkapan.
Adapun satu-satunya komunikasinya adalah pernyataan yang ditulisnua untuk mengantisipasi kudeta yang menyerukan protes terhadap kediktatoran militer.
Baca Juga: MediaTek Umumkan Modem 5G Pertama Miliknya yang Mendukung mmWave, Simak Keunggulannya!
Baca Juga: 3 Penyebab Mengapa Eren Tertawa Saat Sasha Tewas, Berikut Fakta Attack on Titan Episode 7 Season 4
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan melakukan pertemuan pada Selasa malam, setelah para diplomat menyerukan secara global tindakan pemerintah militer Myanmar yang merusak demokrasi dengan melakukan kudeta militer.
Kudeta tersebut dilakukan menyusul kemenangan telak bagi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dalam pemilu 8 November 2021 silam.