Pada hari kedua demonstrasi, polisi Myanmar menembakkan meriam air ke pengunjuk rasa damai di ibu kota negara Naypyitaw.
Hal itu dikarenanakan kerumunan unjuk rasa menolak untuk membubarkan diri.
Baca Juga: Keren! Kembali Memecahkan Rekor, Lagu BLACKPINK Kill This Love Berhasil Meraih 1,2 Miliar Penayangan
Baca Juga: Dua Intelektual Muslim Simpulkan Kiamat Akan Terjadi Tahun 2280 M, Begini Penjelasannya!
Selain itu, terlihat dalam video yang diposting di Facebook, Bago, timur laut pusat komersial Yangon juga menunjukkan polisi menembakkan meriam air dan menghadapi kerumunan besar.
Warga mengatakan jembatan yang menghubungkan Yangon tengah ke distrik padat penduduk di luar ditutup pada Selasa pagi, sebelum dibuka untuk beberapa lalu lintas.
Hal ini menghidupkan kembali ingatan hampir setengah abad pemerintahan militer yang berlangsung hingga 2015.
“Kudeta selalu muncul di pikiran kami, setiap kali kami makan, bekerja, bahkan saat istirahat,” kata penduduk Yangon, Khin Min Soe.
"Kami sangat kecewa dan sedih setiap kali kami memikirkan mengapa hal ini menimpa kami lagi,” sambungnya.
Baca Juga: Hore! Pendaftaran KIP Kuliah Sudah Dibuka, Segera Daftar, Begini Caranya!