KABARMEGAPOLITAN.COM - Ramai perbincangan tentang anggota Komisi IX DPR dari fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay meminta Menteri Kesehatan bisa memastikan wakil rakyat yang perlu perawatan karena terpapar Covid-19 harus mendapatkan ruang ICU.
"Saya tidak mau lagi misalnya mendengar anggota DPR yang tidak dapat tempat ICU seperti yang dialami anggota fraksi PAN, saudaraku John Siffy Mirin yang tidak mendapat ICU," ujar Saleh Daulay.
Pernyataan tersebut lebih banyak mendapat dikritik publik lantaran dinilai tidak peka dengan situasi krisis yang terjadi saat ini.
Bukan hanya Saleh, ada juga Politisi PAN Rosaline Irene Rumaseuw yang meminta pemerintah menyediakan rumah sakit Covid-19 khusus pejabat.
Hal itu ditanggapi Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Dia menilai gestur tuna-rasa atau tuna-empati dari anggota DPR dengan mengucapkan perkataan-perkataan yang melukai perasaan masyarakat ketika kondisi krisis bukanlah hal yang mengagetkan.
"Sebetulnya bukan hal baru kalau kita bicara tuna-simpati, tuna-rasa, itu terjadi pada berbagai hal (isu)," sebut Yunarto Wijaya saat diwawancarai di acara Mata Najwa yang disiarkan kanal Youtube Najwa Shihab pada 22 Juli 2021.
"Sederhana, mereka (anggota DPR) merasa jadi wakil rakyat itu, kan, ketika kampanye saja. Ketika terpilih, mereka merasa jadi majikan dan menjadi wakil partai atau wakil ketua umum (partai). Itu yang selama ini kemudian kita lihat," sambungnya.
Menurut Yunarto, akar masalah minimnya empati para anggota DPR saat krisis bisa dilacak dari sikap partainya dalam merespons pandemi.