Baca Juga: Cek Penerima BPNT April 2022 di Link Ini, 18,8 Juta KPM Siap Terima Bantuan
Saat ini, Indonesia sedang mengevaluasi seruan dari AS dan sekutu Baratnya untuk mengeluarkan Rusia dari Kelompok G20.
Indonesia mengatakan akan akan mengungkapkan pendiriannya terkait desakan tersebut ketika saatnya tiba.
"Saat ini sedang kami dalami. Memang perlu pertimbangan yang sangat matang dari kami selaku presidensi G20 tentang bagaimana menyikapinya. Kami akan sampaikan (posisi kami) kepada publik ketika saatnya tiba," kata Dr Dedy Permadi, penasihat khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, dalam jumpa pers seperti dikutip dari Straits Times.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa AS tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan G20 jika Rusia menjadi peserta.
"Presiden Joe Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa Rusia tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa di lembaga keuangan manapun," kata Dr Yellen kepada Komite Layanan Keuangan DPR.
Baca Juga: Setelah 6 Bulan Hiatus, Kim Woo Bin Mengaku Gugup Tampil dalam Drama 'Our Blues'
“Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia hadir,” katanya menambahkan.
Pada 24 Maret, co-sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani mengatakan negara itu tidak akan menutup pengelompokkan ke Rusia.
Ia menjelaskan, Indonesia akan memimpin pertemuan G20 tahun ini sesuai dengan kepresidenan sebelumnya.