China Menilai Pembantaian di Bucha Hanya Upaya AS dan Nazi Ukraina untuk Mengalihkan Opini Publik

- 7 April 2022, 06:30 WIB
Sebuah kuburan massal dengan mayat warga sipil, yang menurut penduduk setempat dibunuh oleh tentara Rusia, terlihat di Bucha, dekat wilayah Kiev, Ukraina.*
Sebuah kuburan massal dengan mayat warga sipil, yang menurut penduduk setempat dibunuh oleh tentara Rusia, terlihat di Bucha, dekat wilayah Kiev, Ukraina.* /Reuters /Vladyslav Musiienko

JURNALSUMSEL.COM - Baru-baru ini insiden pembantaian massal di Bucha, Ukraina tengah menjadi sorotan dunia.

Beberapa waktu lalu media sosial digegerkan tentang kabar penemuan mayat-mayat yang berserakan di sepanjang jalan Bucha, Ukraina yang diduga merupakan korban pembantaian pasukan Rusia.

Mayat-mayat yang diduga warga Ukraina tersebut tergeletak di jalanan dalam posisi tangan terikat ke belakang.

Baca Juga: Lee Seung Gi Mengaku Hampir Operasi Plastik hingga Sudah Tetapkan Tanggal Karena Hal Ini

Bahkan, menurut laporan Reuters, seorang warga di Bucha mengaku mendapati mayat tergeletak persis di depan gerbang rumahnya.

Potret mayat-mayat korban pembantaian di Bucha itu pun beredar luas di sosial media, hingga turut mengundang komentar pemimpin-pemimpin negara asing, termasuk China.

China bahkan mengatakan bahwa gambar kematian warga Ukraina ‘sangat mengganggu’, tetapi menurutnya tidak ada yang harus disalahkan sampai semua fakta harus diketahui.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Insiden Bucha Disebut Panggung Sandiwara AS dan Ukraina, China Mendesak Lakukan Penyelidikan".

Di Weibo, banyak netizen yang membicarakan soal pembantaian yang terjadi di Bucha hingga menewaskan ratusan ribu warga sipil.

Halaman:

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x