Kopi Pagaralam Raih Pengakuan Internasional Atas Cita Rasa Uniknya di AVPA-Paris 2020

19 November 2020, 20:32 WIB
Ilustrasi Kopi Pagaralam yang dapat pengakuan. /Pixabay

JURNALSUMSEL.COM – Kopi asal Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan, meraih pengakuan internasional atas cita rasa yang unik.

Pengakuan ini diberikan kepada kopi Pagaralam dalam  ajang kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural products) Gourmet Product tahun 2020 di Paris, Prancis.

Keberhasilan ini sangat membanggakan karena kopi Pagaralam berhasil bersaing di antara 130 produk yang dikirimkan 15 negara produsen kopi di dunia.

Ketua Dewan Kopi Sumsel, M Zain Ismed mengatakan, hanya 74 produk yang diakui meraih Gourmet Medal pada kontes tahun ini.

Baca Juga: Sinopsis Film 'Hacksaw Ridge', Film yang Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV, Jangan Terlewatkan!

Baca Juga: Mulai Jalani Masa Hukuman, Vanessa Angel Posting Video Sang Anak

"Salah satunya kopi Pagaralam. Pengumuman resmi kami terima pada 18 November malam, setelah kontes dilakukan 23 Oktober lalu,” kata Zain, seperti dikutip Jurnal Sumsel dari Antara.

Selain kopi Pagaralam, Indonesia juga meraih penghargaan untuk kopi Kintamani (Bali), tiga jenis kopi asal Jawa Barat dan kopi asal Pasuruan jawa Timur pada kontes tersebut.

Kopi Pagaralam yang berjenis robusta ini dipilih dewan juri karena memiliki keunggulan dari sisi rasa berupa “strong bitter”.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Diproyeksikan Bisa Edar Awal Tahun 2022

Rasa pahit yang unik ini didapatkan karena tanaman kopinya ditanam di ketinggian 1.000-1.400 mdpl, yang berdampingan dengan jenis tanaman lain yakni cengkeh, kayu manis, dan petai.

Sebagaimana diketahui bahwa tanaman kopi menyerap saripati tanaman yang ada di sekitarnya.

Selain itu, kopi Pagaralam telah melalui proses pembuatan yang higienis. Mulai dari pemetikan, perendaman, penjemuran, roasting, dan penyortiran.

Pola pembuatan kopi yang berstandar dunia ini dilakukan Dewa Wisata Sekolah Kopi (Dewasekopi Besemah) yang membina sejumlah desa di Kelurahan Talang Darat dan Kelurahan Agung Lawangan di Kecamatan Dempo Utara, atau menyasar sekitar 206 petani kopi binaan.

Baca Juga: Oppo X 2021, HP Pertama di Dunia yang Layarnya Bisa Digulung! Kapan Dirilis?

Salah seorang petani kopi asal Pagaralam, Abdurahman Are yang menjadi anggota Dewasekopi Besemah mengatakan, dirinya sangat bangga atas keberhasilan ini. 

Kopi Pagaralam sudah berhasil mendapatkan pengakuan internasional. Oleh karena itu, ia berharap hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan petani karena akan semakin banyak peminat yang ingin merasakan citarasanya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan tersebut bukan perkara mudah mengingat sejauh ini, hampir sebagian besar petani kopi di Pagaralam masih menerapkan pola lama dalam proses pasca panennya seperti petik asalan.

Baca Juga: Wahai ASN, Berikut Ini 15 Aktivitas Termasuk Pelanggaran Netralitas dalam Pilkada Serentak 2020

Harga di tingkat petani terbilang rendah yakni Rp19.000/kg. padahal, jika menerapkan pola baru dalam pasca panennya maka harga dapat mencapai Rp34.000/kg karena dapat menyasar pembeli kelas premium.

“90 persen penduduk di Kota Pagaralam adalah petani kopi. Jika ada perubahan mindset, saya yakin akan ada perubahan besar di Pagaralam karena petani kopinya semakin sejahtera,” ujar Abdurahman.

Kota Pagaralam sejak lama dikenal sebagai salah satu daerah produsen biji kopi di Sumsel. Sayangnya, jalur perdagangan kopi di daerah yang menghasilkan sekitar 900 ton biji kopi per tahun ini pada umumnya melalui Pelabuhan Lampung sehingga kerap dikenal dengan brand Kopi Lampung. ***

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler