Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, telah diidentifikasi sebanyak 28 lokasi yang memiliki potensi logam tanah jarang.
Secara rinci, potensi tersebut tersebar di 16 lokasi di Sumatera, tujuh lokasi di Kalimantan, tiga lokasi di Sulawesi dan dua lokasi di Jawa.
5. China gencar mengumpulkannya
Hingga tahun 2021, China diketahui masih berada di peringkat pertama sebagai negara penghasil logam tanah jarang terbesar di dunia. Berdasarkan pencatatan pada tahun lalu saja, Jumlah outputnya mampu mencapai 132 ribu metrik ton.
China diketahui juga cukup protektif untuk urusan logam tanah jarang miliknya. Hal ini terlihat dari adanya pelarangan campur tangan perusahaan tambang asing, terhadap urusan pengolahan logam tanah jarang China, kecuali dalam status bekerja sama dengan pemerintah.***