Jadi Incaran Seluruh Dunia? Simak 5 Fakta Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo

- 22 Januari 2021, 19:50 WIB
Lumpur yang terus menyembur selama 14 tahunan di Sidoarjo, Jawa Timur, disebut juga lumpur Lapindo
Lumpur yang terus menyembur selama 14 tahunan di Sidoarjo, Jawa Timur, disebut juga lumpur Lapindo /ANTARA FOTO/Zabur Karuru/

JURNALSUMSEL.COM – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), baru-baru ini mengeluarkan pernyataan menarik yang mengungkapkan tentang adanya potensi kandungan Logam Tanah Jarang di lokasi bencana Lumpur Lapindo Sidoarjo.

“Lumpur Sidoarjo ternyata juga teridentifikasi oleh Badan Litbang mengandung logam tanah jarang," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono, dalam jumpa pers virtual di Jakarta.

Pernyataan itu mengundang rasa penasaran publik dan netizen yang bertanya-tanya tentang apa sebenarnya logam tanah jarang yang dimaksud.

Melansir dari berbagai sumber, logam tanah jarang atau disebut juga Unsur Tanah Jarang, merupakan kumpulan dari 17 unsur kimia dalam sistem periodik.

15 unsur terdiri dari Lantanida, sementara dua lainnya terdiri dari Skandium dan Yttrium.

Baca Juga: Afrika Selatan Membayar Vaksin Oxford untuk Covid-19 Dua Kali Lipat dari Harga Eropa

Baca Juga: ‘Sakura Pink Vegetable Curry’ Kari Unik dari Jepang Berbahan Bunga Sakura, Berani Coba?

Lantas mengapa 17 unsur tertentu ini nampak begitu penting hingga Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono, memutuskan untuk meneliti lebih lanjut kandungan logam tanah jarang yang terdapat di Lumpur Sidoarjo? Simak lima fakta dibawah.

1. Mineral yang penting

Beberapa unsur mineral yang terkandung dalam logam Tanah Jarang ternyata cukup penting untuk digunakan dalam pengembangan riset mobil listrik.

Bahkan salah satu unsurnya yaitu Prometium, merupakan bahan dasar dalam membuat Baterai Nuklir.

2. Melimpah namun tidak tersebar

Walaupun disebut sebagai logam tanah jarang, nyatanya logam-logam tersebut tersebar cukup banyak di lapisan kerak bumi.

Tapi, karena karakter geokimianya, logam-logam ini tidak ditemukan dalam keadaan tersebar bebas. Bahkan seringkali ditemukan dalam jumlah yang sedikit sehingga nilai ekonomisnya cukup kecil.

3. Bukan berupa unsur bebas

Hal lain yang menjadi halangan untuk menambang unsur logam tanah jarang, adalah sulitnya menemukan Logam tersebut dalam wujud berupa unsur bebas.

Seringkali unsur logam yang ditemukan dalam keadaan menyatu, atau berbentuk senyawa kompleks, sehingga harus dipisah terlebih dahulu.

Baca Juga: TRENDING! Lagu Hanin Dhiya Feat Sabyan: Jangan Sampai Pasrah, Berikut Liriknya

Baca Juga: Poco M3 Resmi Masuk Indonesia dengan Harga Rp1 Jutaan, Spesifikasi Menang Banyak!

4. 28 lokasi di Indonesia teridentifikasi memiliki Logam Tanah Jarang

Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, telah diidentifikasi sebanyak 28 lokasi yang memiliki potensi logam tanah jarang.

Secara rinci, potensi tersebut tersebar di 16 lokasi di Sumatera, tujuh lokasi di Kalimantan, tiga lokasi di Sulawesi dan dua lokasi di Jawa.

5. China gencar mengumpulkannya

Hingga tahun 2021, China diketahui masih berada di peringkat pertama sebagai negara penghasil logam tanah jarang terbesar di dunia. Berdasarkan pencatatan pada tahun lalu saja, Jumlah outputnya mampu mencapai 132 ribu metrik ton.

China diketahui juga cukup protektif untuk urusan logam tanah jarang miliknya. Hal ini terlihat dari adanya pelarangan campur tangan perusahaan tambang asing, terhadap urusan pengolahan logam tanah jarang China, kecuali dalam status bekerja sama dengan pemerintah.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x