Mengusut Kasus KKB, Polri Selidiki Asal Usul Dana yang diperoleh untuk Membeli Senjata

11 Mei 2021, 07:00 WIB
Penanganan KKB yang ditetapkan sebagai teroris justru memancing banyak tafsir. /Ilustrasi Pixabay/

JURNALSUMSEL.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) hingga saat ini masih memberikan teror kepada warga Papua.

Selain itu, kelompok KKB juga mengancam masyarakat Jawa yang berada di Papua.

Setiap tahun aksi keji yang dilakukan KKB selalu menjadi masalah bagi pemerintah juga anggota TNI.

Baca Juga: 3 Kriteria Guru Honorer yang Belum Bisa Daftar PPPK 2021

Terbaru, dua guru di Papua tewas akibat penembakan dan penyiksaan yang dilakukan KKB hingga tercium ke ranah publik.

Akibat insiden ini, Polri mengaku kesulitan menangani kasus-kasus keji yang terjadi di Papua tersebut.

Hal itu menurut Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri Komjen Pol Paulus Waterpauw, di Jakarta, Senin, 10 Mei 2021, karena kelompok yang telah dilabeli sebagai teroris oleh pemerintah tersebut memang menguasai medan.

“Saya mau katakan di momen ini kita sabar mengikuti apa yang menjadi kebijakan. Karena sudah sangat sulitnya menangani mereka ini, mereka menguasai medan dan menguasai semuanya,” kata Paulus.

Baca Juga: Dibuka Akhir Mei, Simak Tahapan Lengkap Seleksi CPNS 2021 Berikut Ini

Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Tahun ke Tahun Korban Terus Berjatuhan, Polri Beberkan Alasan Sulitnya Tangani KKB di Papua".

Ia juga mengatakan dengan labelisasi teroris kepada KKB, maka pemerintah akan mengetahui siapa yang menyokong hingga mendanai mereka.

Ia juga menyebut bahwa pada ranah tersebut, ada ruang yang bisa dimasuki oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri guna menanganinya.

Di sisi lain, Mantan Kapolda Sumatera Utara dan Kapolda Papua itu juga mengaku heran dengan KKB, yang bisa membeli senjata dan kebutuhan lain, padahal tidak bekerja.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Alami 39 Gempa Guguran Pada Senin Pagi

"Memang aneh, tidak bekerja, tidak punya penghasilan tetap, tapi bisa membeli senjata dan amunisi yang begitu mahal, itu dari mana,” ujar Paulus.

Kendati begitu, menurutnya terdapat beberapa alasan dari mana sumber pendapatan KKB, sehingga bisa membeli senjata dan amunisi. Pada bagian itulah yang sedang dicari oleh pemerintah dan harus diputus.

Kemudian, menyangkut label teroris, Komjen Pol Paulus Waterpauw terus mengingatkan masyarakat terutama di Bumi Cenderawasih agar tidak salah mengartikan, karena cap itu hanya khusus kepada KKB saja.

Baca Juga: Begini Cara Dapat Diskon Token Listrik PLN Bulan Mei 2021, Simak Bocoran Besaran Stimulusnya!

Pasalnya kejahatan-kejahatan yang dilakukan KKB tidak hanya tertuju kepada aparat keamanan, tetapi juga menyasar warga sipil, tenaga kesehatan, pendidik hingga pembakaran atau perusakan sejumlah fasilitas umum.

Ia juga menuturkan, saat terakhir kali ke Yahukimo mengetahui seorang pekerja yang sedang membawa batako dipanah oleh KKB. Setelah jatuh, korban kemudian dihabisi menggunakan kapak.

Sementara itu, Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia Muhamad Syauqillah mengatakan, ada banyak hal yang bisa dilakukan banyak pihak.

Baca Juga: Ini 2 Cara Baru untuk Akses Data Nama Penerima Bansos 2021, Cek Aplikasi dan Link Resminya!

Sebagaimana dikutip dari laman Antara, hal itu termasuk menyampaikan masukan kepada pemerintah terkait konflik yang terjadi di Papua. 

Tentunya, masukan-masukan tersebut tidak hanya berguna bagi masyarakat Papua, tetapi juga masyarakat Indonesia secara umum.

Sebab Papua adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).***(Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler