Kata Petinggi Hamas Usai 3 Putra Serta Cucu-cucunya Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

- 11 April 2024, 20:21 WIB
Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam "Hamas", Ismail Haniyeh, mengungkapkan keyakinannya bahwa ada peluang untuk mencapai kesepakatan multi-tahap dalam penyelesaian konflik di wilayah Palestina.
Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam "Hamas", Ismail Haniyeh, mengungkapkan keyakinannya bahwa ada peluang untuk mencapai kesepakatan multi-tahap dalam penyelesaian konflik di wilayah Palestina. /Foto/Quds Press

JURNALSUMSEL.COM - Serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Rabu, 10 April 2024 turut menewaskan tiga putra petinggi Hamas Ismail Haniyeh. Sebagaimana diketahui, Israel kembali melancarkan serangan udara pada hari pertama Idul Fitri.

Serangan Israel menargetkan sebuah mobil yang membawa anggota keluarga Haniyeh di kamp pengungsian Al-Shati saat mereka menyampaikan ucapan selamat kepada warga di kamp pada hari raya umat Muslim Idulfitri, menurut sejumlah saksi mata kepada Anadolu.

Para saksi mata itu mengatakan serangan secara tepat menghancurkan mobil itu, menewaskan dan melukai mereka yang berada di dalamnya.

Sumber-sumber medis memberitahu Anadolu bahwa serangan udara itu menyebabkan tiga putra Haniyeh tewas, yaitu Hazem, Amir dan Mohammed, juga beberapa anak mereka, selain melukai beberapa orang lainnya.

Baca Juga: Warga Palestina di Gaza Kesulitan Rayakan Idul Fitri Usai Serangan Udara dilancarkan Tentara Israel

Terkait serangan mematikan itu, kantor media Gaza menyebut: “Tentara pendudukan Israel melakukan pembantaian yang mengerikan hari ini, pada hari Idul Fitri, terhadap keluarga Ismail Haniyeh, kepala biro politik kelompok Gerakan Perlawanan Islam-Hamas, saat pesawat tempur Israel menargetkan sebuah mobil sipil yang membawa beberapa putra dan cucunya.”

Serangan itu menewaskan lima orang dan melukai lainnya, menurut kantor itu.

Kantor kami mengutuk “dengan keras kejahatan pendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina, karena rumah sakit menerima lebih dari 125 martir yang dibunuh oleh tentara pendudukan Israel dalam 24 jam terakhir, dengan kejam dan tanpa mempedulikan perasaan umat Muslim.”

Haniyeh sendiri mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi: “Penjajah meyakini bahwa dengan menargetkan putra-putra para pemimpin, mereka akan mematahkan tekad rakyat kami, namun pertumpahan darah ini hanya akan memperkuat ketabahan kami pada prinsip-prinsip dan keterikatan kami terhadap tanah kami.”

Dia menambahkan: “Putra-putra saya tetap tinggal di Gaza dan tidak meninggalkan wilayah tersebut; seperti semua putra bangsa kita, mereka membayar harga yang mahal dengan darah putra mereka, dan saya adalah salah satu dari mereka.”

“Kami katakan kepada Israel: Apa yang belum Anda ambil melalui penghancuran, pembantaian, dan pemusnahan, tidak akan Anda ambil di meja perundingan," ujarnya.

Baca Juga: Hari Pertama Idul Fitri, Gaza Masih dikepung Tentara Israel Melalui Serangan Udara

Di kota Rafah di Gaza selatan, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina mengungsi, Haniyeh mengatakan “ancaman Israel untuk menyerang Rafah yang padat penduduknya, yang dipenuhi pengungsi, tidak mengintimidasi rakyat kami atau perlawanan kami.”

Sampai hari ini, berbagai pejabat dari belahan dunia masih berupaya agar gencatan senjata di Gaza segera dilakukan. Namun, petinggi Israel belum memberikan respon positif, selama belum ada kesepakatan atas pelepasan sandera.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x