Tanggapi Desakan AS untuk Hapus Rusia dari KTT G20, Indonesia Tetap Akan Ikuti Aturan Kepresidenan Sebelumnya

- 8 April 2022, 11:00 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin. Indonesia tidak setuju jika Presiden Rusia Vladimir Putin absen dalam KTT G20,
Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin. Indonesia tidak setuju jika Presiden Rusia Vladimir Putin absen dalam KTT G20, /Antara/Mikhail Klimentyev.

JURNALSUMSEL.COM - Pelaksanaan KTT G20 di Indonesia tengah menghadapi masalah akibat invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Seperti yang diketahui, KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada akhir tahun nanti turut mengundang AS dan Rusia.

Sejak invasi Rusia di Ukraina berlangsung, AS menjadi negara nomor satu yang mengecam Presiden Vladimir Putin secara terang-terangan hingga melakukan boikot dan sanksi besar.

Baca Juga: BLT Anak Sekolah 2022 Cair untuk Pelajar SD-SMA, Daftar dengan Cara Ini untuk Dapat Bansos PKH Rp4,4 Juta

Akibatnya, AS menyatakan bahwa pihaknya enggan berpartisipasi pada KTT G20 jika Rusia hadir.

AS pun mendesak Indonesia agar segera mencoret Rusia dari keanggotaan G20.

Terkait pelaksanaan KTT G20 nanti, AS juga meminta Indonesia dengan bijak mengambil keputusan terkait permintaannya itu.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Depok dengan judul "AS Desak Indonesia Tak Hadirkan Rusia di KTT G20, RI Beri Kepastian Ini".

Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 lantas menyampaikan sikap atas desakan AS untuk tidak menghadirkan perwakilan dari Rusia.

Baca Juga: Cek Penerima BPNT April 2022 di Link Ini, 18,8 Juta KPM Siap Terima Bantuan

Saat ini, Indonesia sedang mengevaluasi seruan dari AS dan sekutu Baratnya untuk mengeluarkan Rusia dari Kelompok  G20.

Indonesia mengatakan akan akan mengungkapkan pendiriannya terkait desakan tersebut ketika saatnya tiba.

"Saat ini sedang kami dalami. Memang perlu pertimbangan yang sangat matang dari kami selaku presidensi G20 tentang bagaimana menyikapinya. Kami akan sampaikan (posisi kami) kepada publik ketika saatnya tiba," kata Dr Dedy Permadi, penasihat khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, dalam jumpa pers seperti dikutip dari Straits Times.

Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa AS tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan G20 jika Rusia menjadi peserta.

"Presiden Joe Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa Rusia tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa di lembaga keuangan manapun," kata Dr Yellen kepada Komite Layanan Keuangan DPR.

Baca Juga: Setelah 6 Bulan Hiatus, Kim Woo Bin Mengaku Gugup Tampil dalam Drama 'Our Blues'

“Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia hadir,” katanya menambahkan.

Pada 24 Maret, co-sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani mengatakan negara itu tidak akan menutup pengelompokkan ke Rusia.

Ia menjelaskan, Indonesia akan memimpin pertemuan G20 tahun ini sesuai dengan kepresidenan sebelumnya.

"Setiap organisasi memiliki aturan prosedur, preseden, dan tata krama sendiri untuk membahas masalah," kata Dian.

Bulan lalu, delegasi dari negara-negara anggota dan organisasi internasional menghadiri pertemuan kelompok kerja kesehatan di Yogyakarta, baik secara langsung maupun virtual.

Baca Juga: Rekomendasi Menu Buka Puasa: Cara Membuat Tahu Walik, Cocok Jadi Takjil sekaligus Lauk Buka Puasa

Selain Rusia, negara-negara lain dan badan-badan internasional yang diwakili termasuk Australia, Inggris, Kanada, China, India, Jepang, Organisasi Kesehatan Dunia dan Bank Dunia, sedangkan AS tidak menghadiri pertemuan tersebut.

Sebagai informasi, G20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan berkembang di dunia.

Kelompok G20 terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, bekerja sama dalam isu-isu utama seperti stabilitas keuangan internasional dan perubahan iklim.

Indonesia mengambil alih dari Italia dan menjadi presiden G20 Desember lalu dan telah menjadi tuan rumah pertemuan di Bali, Jakarta dan Yogyakarta.

Pertemuan keuangan akan diadakan pada Juli dan KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.***(Filio Duan/PR Depok)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x