Pada Selasa malam, tentara China telah memperingatkan sebuah bendungan yang rusak di provinsi Henan bisa runtuh kapan saja setelah hujan deras.
Untuk menghindari masalah yang lebih serius, tentara China terpaksa meledakkan sebuah lubang di bendungan untuk melepaskan air dan berlomba untuk memperkuat tanggul lain dengan karung pasir di seluruh provinsi.
Beban bendungan China kemungkinan akan bertambah karena perubahan iklim membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi.
“Saat atmosfer Bumi menjadi lebih hangat, ia menahan lebih banyak uap air, membuat hujan lebih deras,” kata Benjamin Horton, direktur Observatorium Bumi Singapura.
Li Shuo, seorang analis iklim untuk Greenpeace Asia Timur, mengatakan bahwa banjir tersebut merupakan sebuah alarm peringatan untuk pemerintah China bahwa mereka harus segera mencegah perubahan iklim yang lebih parah lagi.
Selain perubahan iklim, pembangunan negara yang pesat dan urbanisasi yang berbahaya juga memperburuk banjir.
Pembangunan di kawasan perkotaan yang sangat pesat telah menutupi semakin banyak tanah dengan beton kedap air.
Hal tersebut dapat meningkatkan risiko penumpukan air yang cepat di permukaan selama hujan lebat tanpa tempat untuk mengalirkan air.