Hasil Investigasi Lembaga Independen AS: Pemerintah China Sengaja Melakukan Genosida Terhadap Muslim Uighur

- 10 Maret 2021, 06:45 WIB
Umer Jan ambil bagian dalam unjuk rasa untuk mendorong Kanada dan negara-negara lain mempertimbangkan memberikan label perlakuan China terhadap penduduk minoritas Muslim Uighur sebagai genosida, di luar Kedutaan Besar Kanada di Washington,DC, 19 Februari 2021.*
Umer Jan ambil bagian dalam unjuk rasa untuk mendorong Kanada dan negara-negara lain mempertimbangkan memberikan label perlakuan China terhadap penduduk minoritas Muslim Uighur sebagai genosida, di luar Kedutaan Besar Kanada di Washington,DC, 19 Februari 2021.* /REUTERS/LEAH MILLIS

JURNALSUMSEL.COM- Kabar muslim Uighur yang berada di negara China mengalami perlakuan buruk bukanlah menjadi rahasia umum lagi.

Pasalnya, sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa pemerintah China telah melakukan tindakan sewenang-wenang kepada para muslim Uighur.

Baru-baru ini, Lembaga think tank independen asal Amerika Serikat, Newlines Institute for Strategy and Policy juga mempublikasikan hasil temuannya berkenaan dengan perlakuan pemerintah China terhadap komunitas muslim Uighur di Xinjiang.

Laporan temuan itu dikerjakan oleh para ahli dalam bidang hukum internasional, studi genosida, hingga pakar kebijakan etnis di China.

Laporan setebal 25.000 halaman itu menunjukkan bahwa Partai Komunis China (PKC) telah melanggar Perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait genosida tahun 1948.

Baca Juga: Mengenang WR Supratman, Berikut Sejarah Penetapan Hari Musik Nasional 9 Maret 2021

Baca Juga: Kejar NASA, China Rilis Foto Detail Cantik Permukaan Planet Mars Menggunakan Satelit Tianwen-1

Dimana, dalam Perjanjian PBB yang ditandatangani oleh 152 negara termasuk China tersebut.

Satu peristiwa bisa dikatakan sebagai genosida jika ditemukan satu dari lima kasus yang ditetapkan bersama.

Sehingga, berdasarkan laporan tersebut PKC telah terbukti sengaja melakukan genosida karena melanggar kelima kasus yang telah ditetapkan.

Halaman:

Editor: Mula Akmal

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah