Harga di tingkat petani terbilang rendah yakni Rp19.000/kg. padahal, jika menerapkan pola baru dalam pasca panennya maka harga dapat mencapai Rp34.000/kg karena dapat menyasar pembeli kelas premium.
“90 persen penduduk di Kota Pagaralam adalah petani kopi. Jika ada perubahan mindset, saya yakin akan ada perubahan besar di Pagaralam karena petani kopinya semakin sejahtera,” ujar Abdurahman.
Kota Pagaralam sejak lama dikenal sebagai salah satu daerah produsen biji kopi di Sumsel. Sayangnya, jalur perdagangan kopi di daerah yang menghasilkan sekitar 900 ton biji kopi per tahun ini pada umumnya melalui Pelabuhan Lampung sehingga kerap dikenal dengan brand Kopi Lampung. ***