Puncak Hujan Terjadi Januari-Februari 2021, Walhi Sumsel Antisipasi Banjir di Daerah Ini

25 Januari 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi banjir. /Arah Kata

JURNALSUMSEL.COM - Peringatan bencana alam banjir sudah mulai diimbau pemerintah daerah kepada warganya di beberapa daerah.

Hujan deras yang terjadi pada Januari sampai Februari 2021 nanti diprediksi akan menyebabkan banjir bahkan tanah longsor.

Peringatan banjir karena intensitas hujan ini juga berlaku di Sumatera Selatan.

Baca Juga: UPDATE! Terkonfirmasi Hampir 1 Juta Orang Indonesia Terinfeksi Covid-19 Per Minggu 24 Januari 2021

Baca Juga: Cara dan Waktu yang Tepat Menyiram Tanaman Hias agar Tumbuh dan Berkembang dengan Baik


Melansir informasi dari Antara, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan berbagai tindakan antisipasi bencana hidrometereologi seperti banjir yang kemungkinan terjadi pada puncak musim hujan Januari-Februari 2021.

Pada Minggu, 24 Januari 2021, M Hairul Sobri selaku Direktur Eksekutif Walhi Sumsel mengatakan Pemda di wilayahnya merupakan wilayah rawan bencana hidrometereologi atau rawan banjir dan longsor.

Oleh sebab itu, ia mengungkapkan perlunya peningkatan dari berbagai tindakan pencegahan dalam menghadapi cuaca ekstrem pada puncak musim hujan.

Baca Juga: Jalin Kerja Sama, Perdana Menteri Inggris Bahas Perubahan Iklim Covid-19 dengan Joe Biden

Baca Juga: Sebelum Divaksinasi Covid-19, Wajib Tahu 17 Kondisi Orang Yang Tidak Boleh Suntik Vaksin

Hal tersebut dilakukan agar nantinya apabila bencana alam sulit dihindari, maka bisa diminimalkan timbulnya kerugian harta benda dan korban jiwa.

Bencana alam yang dimaksud tersebut berpotensi terjadi di Kota Palembang, Lubuklinggau, Musirawas Utara, Pagaralam, Kabupaten Musirawas, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, dan OKU Timur.

Menurut Haikal pula, antisipasi yang perlu menjadi perhatian pemda adalah menghentikan penyimpangan tata ruang yang jadi salah satu penyebab banjir pada setiap turun hujan lebat dalam waktu lama.

Kemudian, antisipasi lain yakni bersikap tegas menghentikan investasi dan eksploitasi sumber daya alam (SDA).

Baca Juga: Trump Dorong Departemen Kehakiman Meminta Mahkamah Agung Batalkan Kemenangan Biden

Baca Juga: Selain Bikin Hati Damai, Ini 6 Manfaat Membaca Al-Qur’an Yang Harus Kamu Ketahui!

Kemudian, bencana alam itu terjadi juga karena adanya eksploitasi untuk kepentingan industri.

Banyaknya korban dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi ketidakseimbangan ekologis, yang memicu terjadinya perubahan iklim.

"Perubahan iklim menimbulkan bencana dengan dampak yang sangat luas yang dirasakan oleh masyarakat. Kondisi tersebut menandakan ada sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan SDA di Provinsi dengan 17 kabupaten atau kota ini," jelasnya.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler