"KAMI itu lahir setelah tiga bulan kita (pendiri KAMI) diskusi. Intinya bahwa tuntutan yang akan KAMI sampaikan itu adalah suara hati nurani rakyat, yang benar-benar dirasakan oleh rakyat," ujar Gatot.
Akan tetapi, sikap KAMI yang sering mengkritik pemerintah cenderung memberi kesan kepada banyak orang bahwa organisasi tersebut mengambil peran sebagai oposisi.
Menanggapi hal tersebut, Gatot menolak jika KAMI dianggap sebagai oposisi pemerintah, sebab Gatot mengklaim, yang diusahakan oleh dia dan kelompoknya saat ini adalah nilai, bukan kekuasaan.
Baca Juga: Mengenal Fenomena La Nina yang Akan Terjadi di Indonesia, Ini Detilnya
Baca Juga: Istri Luhut Binsar Pandjaitan Ternyata Anak Menteri Era Presiden Soekarno, Ini Kisah Cintanya
"KAMI menyampaikan pendapat, baik secara tertulis maupun secara suara (verbal), KAMI berikan kepada pemerintah, kemudian KAMI berikan solusi-solusi yang harus diberikan," ujar Gatot.
"Jadi KAMI ini adalah gerakan moral. KAMI tidak akan memposisikan (diri) sebagai oposisi. Kantor publik lah. Memberikan dan menyampaikan yang terasa di masyarakat. Orang mengatakan politik? Politik yang diperjuangkan adalah kekuasaan, yang KAMI perjuangkan adalah nilai," imbuhnya.
Artikel ini telah terbit di Portal Jember dalam judul "Di Depan Karni Ilyas, Gatot Nurmantyo Buka-bukaan Mengenai Alasannya Sering Kritik Pemerintah".***(Mohammad Syahrial/Portal Jember)