Covid-19 Makin Parah dan 10 Kasus Varian Baru B117 Tercatat di Indonesia, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada

- 3 Mei 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi virus. Terdapat 9 gejala seseorang terjangkit Covid-19 varian B117, di antaranya adalah munculnya ruam pada kulit, sakit kepala, dan sebagainya.
Ilustrasi virus. Terdapat 9 gejala seseorang terjangkit Covid-19 varian B117, di antaranya adalah munculnya ruam pada kulit, sakit kepala, dan sebagainya. /Pixabay/mattthewafflecat

JURNALSUMSEL.COM - Belum reda akan lonjakan kasus Covid-19 dalam satu tahun terakhir, kali ini Indonesia harus kembali waspada akan masuknya varian baru B117.

Tercatat sebanyak 10 kasus varian baru B117 sudah masuk ke Indonesia baru-baru ini.

Hal ini menambah daftar panjang akan pentingnya kewaspadaan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran varian baru B117 yang lebih parah.

Baca Juga: PT KAI Divisi Regional III Palembang Batasi Penjualan Tiket Hingga 5 Mei, Sesuai dengan Larangan Mudik Lebaran

Varian baru B117 yang kini disebut sebagai transmisi lokal ini sudah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Sumatera Selatan, Jawa Barat (Karawang), Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan.

Jubir vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi mengimbau agar kasus ini menjadi perhatian bersama, mengingat angka kasus positif Covid-19 di Indonesia makin bertambah setiap harinya.

Ia mengatakan dalam hal ini, perlunya pembatasan mobilitas merupakan hal yang sangat penting untuk mengantisipasi penyebaran varian baru B117.

Baca Juga: Dihipnotis Uya Kuya, Barbie Kumalasari Ungkap Tak Ada Pernikahan hingga Alasan Putus dengan Galih Ginanjar

"Sehingga kembali lagi pembatasan menjadi kunci utama kita untuk mengatasi varian dan penyebaran dari varian baru ini," kata Siti Nadia Tarmizi.

Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Bekasi dengan judul "Kasus Covid-19 Kembali Naik, Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai Varian Varian Baru B117 di Indonesia".

Ia melihat bahwa mobilitas yang tinggi akan menyebabkan lonjakan kasus covid-19 seperti yang beberapa kali terjadi ketika libur panjang di Indonesia.

"Sementara mobilitas yang rendah itu akan menekan laju penularan," kata Siti Nadia Tarmizi pada konferensi pers di Jakarta, dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Peningkatan kasus yang terjadi belakangan ini di berbagai negara harus menjadi kewaspadaan bersama.

Baca Juga: Diskon Token Listrik dari PLN di Mei 2021, Cek Ini Cara Dapatkannya dan Bocoran Besaran Stimulusnya!

Salah satunya yang disorot dunia adalah kasus di India, yang jumlahnya hampir mencapai angka 18 juta kasus dengan kematian yang terjadi hampir setiap 4 menit.

Hal ini diminta menjadi pelajaran bagi Indonesia agar tidak sampai mengalami hal yang sama.

Beberapa negara sudah mengambil langkah cepat mengantisipasi hal tersebut.

Misal Turki yang sudah melakukan lockdown akibat adanya peningkatan kasus, Jepang yang mencapai 1000 kasus infeksi barunya, kemudian Singapura terdapat 16 kasus varian baru.

"Perlu kembali kami tekankan bahwa negara-negara ini terutama negara-negara yang bertetanggaan dengan kita berada di Asia, sudah melakukan kewaspadaan dan sudah memperlihatkan adanya peningkatan kasus Covid-19," ucap dr. Nadia.

Baca Juga: FAKTA! Guru Honorer dengan 3 Kriteria Ini yang Boleh Daftar Seleksi PPPK 2021, Wajib Terdaftar di Dapodik!

Dia menambahkan disiplin melaksanakan protokol kesehatan adalah kunci dalam menekankan laju penularan meskipun sudah membatasi mobilitas.

Dr. Nadia mengungkapkan pada umumnya kenaikan jumlah kasus di Indonesia akhir-akhir ini berada di bawah 4.000-5.000 kasus atau paling banyak 5.500.

Tetapi pada Jumat ditemukan kembali lonjakan kasus mencapai 5.800 kasus, berarti ada tambahan sekitar 600 kasus.

Di bulan April, terlihat ada sedikit kenaikan, yang sebelumnya pada grafik kasus mulai turun sejak awal Februari hingga Maret.

Baca Juga: Setelah Menjadi BA Louis Vuitton, Kini BTS Comeback dengan Lagu Terbaru Berbahasa Inggris yang Unik!

"Ini yang tentunya selalu kita harapkan bahwa penurunan kasus betul-betul kita bisa turunkan ke titik yang paling rendah dan kita tekan supaya tidak ada terjadi lonjakan kasus," katanya.

"Kami ingatkan kemarin terjadi penambahan sebanyak 600 yang tentunya harus menjadi kewaspadaan," kata Siti Nadia Tarmizi menegaskan.***(Lucas Jan Marvin/PR Bekasi)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah