Pandemi Covid-19 Ternyata Sudah Diprediksi Akan Hadir Sejak 5 Tahun Lalu, Begini Kata Peneliti

- 1 Februari 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi pandemi corona yang masih melanda dunia.
Ilustrasi pandemi corona yang masih melanda dunia. /Gerd Altmann/Pixabay

JURNALSUMSEL.COM - Saat ini dunia sedang menghadapi masa pandemi Covid-19 yang telah banyak menewaskan orang-orang karena virus berbahaya tersebut.

Virus Covid-19 yang awalnya berasal dari laboratorium di Wuhan, China ini menjadi wabah pandemi di dunia yang sangat memprihatinkan.

Berbagai upaya pun dilakukan berbagai negara untuk mencegah penularan virus Covid-19, diantaranya vaksinasi dan pembatasan skala besar di tiap negara.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 1 Februari 2021: Andin Depresi Hingga Rafael Ternyata Mantan Suami Andin

Baca Juga: Hasil Pertandingan dan Klasemen Liga Italia Putaran ke-20: Duo Milan Rajai Puncak Klasemen

Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Sinovac Prof Kusnandi Rusmil menuturkan, vaksinasi sudah dilakukan sejak 1952 di Indonesia. Dan kini vaksinasi Covid-19sedang dijalankan.

“Pemberian imunisasi penting karena untuk bentuk antibody,” ucap dia.

Menurut dia, efek samping vaksin terjadi kalau ada reaksi hipersensitifitas misal pingsan karena alergi itu terjadi reaksi anapilaksis secara statistis dimana hanya satu hinga dua orang dari 1 juta orang yang divaksin.

Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Sudah Menduga Akan Terjadi Pandemi Sejak 5 Tahun Lalu, Peneliti: Alam Tunjukan Kekuatan dan Kita Kacau".

Jadi jika ada 15 juta yang divaksin maka berpotensi akan ada 15 orang yang hipersensitifitas. Sayangnya hal itu yang ramai diberitakan sehingga orang takut untuk divaksin.

Baca Juga: BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Resmi Dihentikan, Ini Alasan Menteri Ketenagakerjaan

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Spanyol : Barcelona Vs Athletic Bilbao 2-1

"Mari sama-sama lakukan imunisasi supaya kita terbebas dari pandemi dan penyakit. Kita kebal maka yang kebal akan melindungi 20 persen mereka yang tidak divaksin. Vaksin penting untuk turunkan penyakit, untuk menciptakan kekebalan," ujar dia.

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang sudah terjadi setahun lebih di dunia dan sebelas bulan di Indonesia tanpa disadari merupakan cara alam menyeimbangkan diri setelah selama ini hilang keseimbangan atas dasar kebutuhan manusia kepada alam.

Dr. Nico wanandy, peneliti dari University of New South Wales Sydney pada School of Biotechnology and Biomolecular Science mengungkapkan pihaknya sudah mendunga sejak lima tahun yang lalu ketika perambahan hutan semakin massif.

Baca Juga: Cek dan Cairkan Bansos Tunai Rp1,2 Juta, Cukup dengan Kartu Keluarga di corona.jakarta.go.id

Baca Juga: Perhatikan, Ini Syarat Agar Dapat BLT PKH Rp300 Ribu

Saat itulah satu pandemi akan lepas, hingga akhirnya terjadi pada penghujung 2019 dan mulai massif pada tahun 2020 kemarin hingga saat ini.

“Virus ini merupakan pindahan dari mamalia yang bisa loncat ke makhluk lain termasuk manusia, (ditambah ada) pembukaan hutan, satu pandemi lepas akan lepas dan sekarang satu dunia dicoba secara medical dan lainnya,” ujar Nico.

Menurut dia, menyuburkan lingkungan menjadi salah satu upaya yaitu dengan membiarkan yang ada di tanah tetap dalam tanah, yang hidup di es tetap di es, dan makhluk liar tetap di alam bebas.

Baca Juga: Kapolri Listyo Berencana Hidupkan Kembali Pam Swakarsa, Amien Rais: Saya Agak Miris, Konsepnya Belum Jelas

Baca Juga: Persiapan CPNS 2021, Berikut Soal yang Paling Sering Muncul Pada Tiap Seleksi

“Jika tertular, nomor satu harus tenang, kepala dingin. Dia (Virus) ingin pindah berkembang biak. Selama di luar tubuh gampang hancurkan. Kalau masuk dalam badan dan kita stress panik maka imunitas rendah karena ada hormon kortisol. Jaga juga tidur, tidak terputus dan nyenyak,” ujar dia.

“Alam baru menggeliat sedikit tunjukan kekuatan dan kita kacau, makanya kita harus respek sama alam, hormat, dan jadikan alam sebagai kawan,” ujarnya.***(Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah