Kematian di Indonesia Akibat Covid-19 Terbanyak di Asia Tenggara, 4 Faktor Ini Harus Diperhatikan

- 16 Desember 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi Covid-19 dunia.
Ilustrasi Covid-19 dunia. /Pixabay/ Alexandra Koch

JURNALSUMSEL.COM – Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung selama sembilan bulan sejak Maret 2020 lalu dan menewaskan hampir 19 ribu masyarakat Indonesia.

Menurut The Conversation, angka tersebut menempatkan Indonesia pada posisi teratas penyumbang kematian akibat Covid-19 di Asia Tenggara.

Diluar angka tersebut juga diperkirakan ada beberapa kematian akibat Covid-19 yang tidak terdeteksi. Hal ini dikarenakan minimnya kapasitas alat kesehatan dan laboratorium tes Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: BPUM BLT UMKM Sudah Cair? Jangan Lupa Bawa Dokumen Berikut ke Bank Penyalur

Baca Juga: Menaker Beri Kabar Terbaru soal BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 2

The Conversation juga mengatakan dari riset terbaru Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat dengan menggunakan data panel 91 negara termasuk Indonesia, meperkirakan kasus total dan kematian hingga 30 Oktober 2020 diperkirakan 1,4 kali lebih besar dari laporan resmi.

Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di Indonesia tak hanya dari virus yang menginfeksi saja, namun ada beberapa faktor seperti sistem pelayanan kesehatan, lingkungan, perilaku, dan genetik yang juga mempengaruhi tingginya tingkat kematian di Indonesia.

Untuk lebih jelasnya simak penjelasan keempat faktor tersebut yang harus menjadi perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat.

  1. Sistem pelayanan kesehatan

Pada 2018 lalu The Lancet menerbitkan peringkat 195 negara berdasarkan akses dan kualitas layanan kesehatannya. Hasilnya, Indonesia menduduki peringkat ke-138.

Peringkat ini jauh di bawah Singapura yang menduduki urutan ke-22, Thailand ke-76, dan Malaysia ke-84.

Dengan tingkat urutan pelayanan kesehatan tersebut, kematian akibat Covid-19 di Singapura hanya 29 orang (dari sekitar 58 ribu kasus terkonfirmasi), Thailand 60 orang (dari sekitar 4 ribu kasus terkonfirmasi), dan Malaysia 363 orang (dari 68 ribu kasus).

Baca Juga: Seleksi CPNS 2021 Dibuka Maret, Cek Besaran Gaji Lulusan S1 Hingga S3 yang Didapat Jika Lulus!

Baca Juga: Siap-Siap Pendaftaran CPNS 2021, Simak Mekanisme Lengkap Seleksinya Berikut Ini

Rendahnya akses pelayanan kesehatan di Indonesia ini berpengaruh pada tingginya tingkat kematian akibat Covid-19. Salah satu yang mempengaruhi yakni efisiensi pelayanan kesehatan, rasio jumlah tenaga kesehatan dengan penduduk, rasio tempat tidur rumah sakit, hingga akses masyarakat terhadap rumah sakit.

Studi terbaru dari University of Canbera juga menemukan bahwa negara-negara yang memiliki akses pelayanan kesehatan yang baik memiliki angka kematian lebih rendah.

Beberapa riset di atas telah memperlihatkan bahwa kualitas dan akses layanan kesehatan dapat menekan angka kematian.

  1. Perilaku masyarakat

Perilaku masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan juga menyebabkan tingginya angka kematian akibat Covid-19.

Riset terbaru Kementerian Kesehatan mengenai perilaku masyarakat selama pandemi menemukan baru sekitar 42 persen masyarakat yang mencuci tangan dengan baik dan benar, dan hanya 54 persen responden yang selalu menjaga jarak fisik di tempat umum.

Padahal, perilaku 3M ini dapat menekan angka penularan di masyarakat dan efektivitasnya meningkat jika dilakukan bersamaan.

Baca Juga: Siap-Siap Pendaftaran CPNS 2021, Simak Mekanisme Lengkap Seleksinya Berikut Ini

Baca Juga: CPNS 2021: Begini Panduan Lengkap Daftar di sscn.bkn.go.id

  1. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya lingkungan fisik, tapi juga lingkungan sosial hingga kebijakan.

Ketepatan dan kecepatan pengambilan kebijakan sangat berpengaruh terhadap angka kematian. Dengan kondisi masyarakat di Indonesia yang sangat banyak dan padat, resiko kematian akibat Covid-19 memang tinggi, namun langkah bijak pemerintah juga sangat menentukan dalam hal ini.

  1. Genetik

Faktor lain yang menyebabkan tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia yakni genetik. Genetik meliputi umur dan penyakit bawaan.

Hingga 1 Desember 2020, kematian di Indonesia tertinggi ditemukan pada populasi umur di atas 60 tahun sebanyak 37,2 persen.

Resiko kematian ini diperparah dengan adanya penyakit bawaan atau penyerta, antara lain hipertensi, diabetes melitus, jantung, penyakit ginjal, dan penyakit paru kronis.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny dan Vicky Prasetyo Siapkan Hari Pernikahan, Mantan Suami Kalina Angkat Bicara!

Baca Juga: Laga Manchester City vs West Bromwich dengan Skor Akhir 1-1, Simak! Begini Keseruan Pertandingannya

Beberapa faktor di atas merupakan hal yang harus lebih diperhatikan oleh seluruh masyarakat dan juga pemerintah. Dengan kondisi Indonesia yang belum terbebas dari Covid-19, tingkat kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan pemberlakuan 3M masih perlu diterapkan bahkan sebagai gaya hidup baru.

Pemerintah daerah juga harus meningkatkan kemampuan pelacakan dan pengetesan, serta mengambil keputusan cepat disertai komitmen kuat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Indonesia.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah