Kemenkes Minta Waspadai Kehadiran Virus Nipah, Lebih Berbahaya dari Covid-19!

29 Januari 2021, 09:05 WIB
Ilustrasi virus nipah /Pixabay/

JURNALSUMSEL.COM - Pandemi Covid-19 di dunia masih belum usai, kali ini peringatan akan kehadiran virus Nipah sudah dilakukan termasuk di Indonesia.

Virus Nipah diprediksi akan menjadi pandemi wabah selanjutnya setelah Covid-19.

Peneliti mengatakan virus Nipah diperkirakan memiliki gejala yang lebih berat pada manusia, serta lebih berbahaya karena masa inkubasi virus berlangsung selama 45 hari dalam tubuh.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Anime dengan Genre Kuliner dan Masak, Jangan Nonton Pas Lagi Lapar Yah

Baca Juga: Tips Beli Mobil dengan Harga Miring di Showroom resmi? Bisa kok, Ini Kuncinya

Prediksi akan hadirnya virus Nipah tentu menjadi PR bagi para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait adanya virus ini.

Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Pangandaran dengan judul "Bukan Hanya Covid-19, Kemenkes Minta Waspada Virus Nipah! Ada Kasus di Malaysia".

Indonesia sendiri belum pernah mencatat adanya kasus virus Nipah. Namun, pihak Kementerian Kesehatan tetap mengimbau untuk mewaspadai virus ini karena pernah ada di Malaysia.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait penyebaran virus ini.

Baca Juga: Liverpool Kembali ke Jalur Kemenangan Usai Kalahkan Tottenham 3-1

Baca Juga: Belum Gratis, Ini Daftar Tarif Pembuatan dan Perpanjangan SIM yang Baru di Tahun 2021

Hal ini dilakukan sebab diketahui penyebaran virus ini terjadi di Malaysia lewat hewan ternak babi melalui kelelawar pemakan buah.

"Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Didik Budijanto.

Lebih lanjut diketahui bahwa belum ada laporan yang mengatakan bahwa virus nipah telah menyebar di Indonesia.

Namun perlu diketahui bahwa virus nipah ini pernah terjadi pada tahun 1999 yang menyebabkan kematian pada ternak babi dan manusia di sepanjang Semenanjung Malaysia.

Baca Juga: Sasar Keluarga Muda, Presiden Jokowi: BKKBN Harus Pakai Metode Komunikasi Kekinian

Baca Juga: Bingung Pilih Samsung S21 Ultra atau iPhone 12 Pro Max? Jangan Bingung, Yuk Cek Spesifikasinya!

Lebih lanjut diketahui bahwa kelelawar pemakan buah secara teratur bergerak dari Malaysia ke pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara.

Lebih parahnya lagi, kehadiran virus ini juga sangat mengkhawatirkan lantaran belum ada obat penawarnya.

"Kehadiran virus ini sangat mengkhawatirkan, karena belum ada obatnya jika tertular ke manusia. Untuk tingkat kematiannya sangat tinggi, sekitar 40-75% sesuai dengan lokasi penyebarannya," ungkap Wacharapluesadee, peneliti senior di Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre di Thailand.

Baca Juga: Abu Janda Resmi Dilaporkan KNPI Atas Dugaan Tindakan Rasisme

Baca Juga: Suka Lupa? Kenali, 8 Cara ini Bantu Cegah Alzheimer Datang lebih Cepat

Lebih lanjut diketahui bahwa ada berbagai faktor yang mengkhawatirkan dari virus ini. Mulai dari masa inkubasi yang lama dan dapat mencapai 45 hari, hingga dapat tertular dari kontak langsung dan lewat makanan.

Bahkan virus ini dapat menyebar dengan cara menginfeksi jenis hewan lainnya.

Sebagai informasi, gejala virus Nipah ini adalah memiliki masalah pernapasan, seperti sakit tenggorokan, batuk, lesu hingga pembengkakan otak yang dapat mengakibatkan kematian.***(Dahelia Saputri/PR Pangandaran)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Pangandaran

Tags

Terkini

Terpopuler