Salah Satu Dokter di Palembang Meninggal Karena Vaksin Covid-19? Polda Sumsel Membantahnya dengan Tegas!

26 Januari 2021, 07:10 WIB
Ilustrasi meninggal dunia karena Covid-19.. /Pixabay

JURNALSUMSEL.COM - Setelah ditemukannya seorang dokter meninggal dunia di dalam mobil tepat di pelataran parkir salah satu Alfamart yang terletak di jalan Sultan Muhammad Mansyur Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang pada pukul 21.00 WIB, Jum'at, 22 Januari 2021.

Dokter tersebut meninggal tepat satu hari setelah melakukan vaksinasi Covid-19 dari Sinovac, sehingga masyarakat dan banyak berita beredar menduga dokter tersebut meninggal akibat vaksin Covid-19.

Mengenai berita tersebut, Polda Sumatera Selatan membantah dengan tegas bahwa meninggalnya salah satu dokter di Alfamart bernama Jamhari tersebut bukan dikarekanakan vaksin Covid-19 dari Sinovac meski telah melakukan vaksinasi Covid-19 satu hari sebelumnya.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan kenyataan mengenai penyebab asli dokter berusia 49 tahun tersebut meninggal dunia di dalam mobilnya, meninggalnya salah satu dokter di Palembang ini dikarenakan serangan jantung yang diambil berdasarkan hasil visum luar dari Biddokes RS Bhayangkara Palembang.

Dia juga mengatakan bahwa visum yang dilakukan kepada dokter Jamhari hanya visum luar, dikarenakan permintaan keluarga serta tidak adanya tanda-tanda kekerasan yang ada di tubuh korban.

Baca Juga: Akui Data Kemenkes Tidak Akurat, dr. Tirta Beri Apresiasi Menkes Budi

Baca Juga: Cara Mudah dan Sederhana Menurunkan Berat Badan, Terbukti Efektif!

"Kami tidak melakukan visum pemeriksaan dalam karena tidak ada tanda-tanda kekerasan dan keluarga korban juga tidak menginginkan adanya otopsi," ujarnya yang dikutip Jurnal Sumsel dari Antara.

Selain itu, sang adik kandung dari korban, Fauzi, juga mengatakan bahwa sang kakak yang merupakan dokter tersebut sejak tiga bulan terakhir sempat mengeluhkan nyeri dada, sehingga keluarga korban semakin yakin tidak ingin melakukan autopsi lebih lanjut.

Fauzi mewakilkan keluarga dari dokter Jamhari mengatakan bahwa dirinya dan sekeluarga telah ikhlas atas kepergian mendadak sang kakak.

"Kami juga sudah ikhlas," ujar Fauzi dengan lirih.

Kronologis kematian dokter Jamhari sendiri berdasarkan cctv yang ada disekitar tempat meninggalnya korban dan tempat-tempat yang dituju korban sebelum akhirnya meninggal dunia telah Jurnal Sumsel rangkum di bawah ini berdasarkan sumber dari Antara.

Diketahui dokter Jamhari ditemukan meninggal dunia di dalam mobilnya yang sedang terparkir di pelataran parkir salah satu gerai Alfamart di jalan Sultan Muhammad Mansyur Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang, pada Jum'at, 22 Januari 2021, pukul 21.00 WIB.

Berdasarkan rekaman kamera pengawas yang ada di pelataran parkir tersebut diketahui bahwa dokter Jamhari menepi pada pukul 08.05 WIB, Jum'at 22 Januari 2021, setelah menepi, dokter tersebut tidak keluar sama sekali dari mobilnya sampai ditemukan meninggal pada malam harinya.

Baca Juga: Polda Sumsel Tegaskan Kematian Dokter di Palembang Bukan Karena Vaksin Covid-19, Namun Serangan Jantung

Baca Juga: Godzilla Menjadi Jahat, hingga Kong Memiliki Senjata, 5 Hal Menarik dari Trailer Perdana ‘Godzilla vs Kong’

Posisi korban saat pertama kali ditemukan adalah tertelungkip ke arah kiri dengan tangan kanan memegang dada kiri, dan di dekat korban ditemukan 1 kaplet obat Nitrokaf Retard yang berisi 10 kapsul namun 1 kapsulnya telah hilang dan diduga sempat diminum oleh dokter Jamhari sebelum meninggal dunia.

Setelah Polda Sumsel berkonsultasi dengan tim ahli mengenai obat Nitrokaf Retard diketahui bahwa obat tersebut digunakan untuk para penderita penyakit jantung, selain itu polisi juga mendapatkan keterangan bahwa tiga bulan lalu korban sempat melakukan pengobatan ke salah satu dokter jantung di Sumsel karena merasakan nyeri di dada kirinya.

Karena hal itulah, dugaan mengenai serangan jantung yang merupakan penyebab meninggalnya salah satu dokter di Palembang tersebut semakin menguat.

Ketika dilakukan visum luar oleh para petugas, ditemukan pada bola mata kiri dan kanan korban ada bintik pendarahan, serta korban diduga kekurangan oksigen yang dibutikan dengan tidak tertutupnya kain pada bagian dada, perut korban.

Setelah dilakukan visum luar petugas kesehatan memperkirakan, korban meninggal dunia sekitar pulul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB, Jum'at 22 Januari 2021.

"Perkiraan-nya korban meninggal antara pukul 13.00 sampai 15.00 WIB," ucap Kombes Pol Supriadi menambahkan.

Baca Juga: Natalius Pigai Sebut Pemerintahan Jokowi Banyak Terjadi Tindakan Rasisme

Baca Juga: Menang Aklamasi, Menko Luhut Binsar Pandjaitan Resmi Nahkodai Atletik Indonesia

Semakin menegaskan untuk membantah berita simpang siur yang beredar mengenai meninggalnya salah satu dokter di Palembang diakibatkan vaksin Covid-19 dari Sinovac, Kombes Pol Supriadi juga berkoordinasi dengan Kompas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) tentang diagnosa efek vaksin Covid-19 terhadap korban.

KIPI mengatakan bahwa kejadian syok anafilaktif pasca valsin hanya terjadi 1 sampai 2 jam, sedangkan korban meninggal sunia dalam rentang waktu lebih dari 24 jam setelah melakukan penyuntikkan vaksin Covid-19.

"Maka korban meninggal bukan karena vaksin, korban ada rekam penyakit jantung," tutur-nya kembali untuk menegaskan bahwa dokter Jamhari meninggal dikarenakan serangan jantung, bukan karena vaksin Covid-19.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler