Ada Penambahan 387 Kasus Positif Covid-19 di Sumsel Setelah Pilkada 2020

18 Desember 2020, 18:23 WIB
Ilustrasi Covid-19 . /Pexels/ Edward Jenner

JURNALSUMSEL.COM - Dinas Kesehatan(Dinkes) Sumatera Selatan mencatat terjadi penambahan 387 kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah mereka selama periode 10-16 Desember atau satu pekan setelah Pilkada 2020.

Jumlah kenaikan tersebut, jauh lebih besar dibandingkan dengan periode 3-9 Desember 2020 yang tercatat bertambah ada 369 kasus

Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Yusri mengatakan, peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 setelah Pilkada serentak. Lebih banyak disumbangkan Kota Palembang dan bukan dari daerah penyelenggara pilkada.

Ia menyebut ada empat dari tujuh daerah penyelenggara Pilkada di Sumsel justru turun ke zona kuning per 13 Desember karena minim temuan kasus baru.

Baca Juga: Simak! Ini Perbedaan Rapid Test dan Test PCR yang Harus Diketahui

Baca Juga: Terlibat Prostitusi Online, Artis TA Diciduk Polisi Saat Sedang Berduaan dengan Pria di Hotel!

"Sampai saat ini belum ada laporan klaster pilkada,namun kami belum bisa menyimpulkan bahwa pilkada clear kasus,” kata Yusri sebagaimana dilansir Jurnal Sumsel dari Antara.

Menurut dia, mayoritas kasus baru di Sumsel masih berasal dari Kota Palembang meski Kota ini tidak menyelenggarakan pilkada, sebab peningkatan kasus lebih besar dipengaruhi meningkatnya kegiatan masyarakat jelang akhir tahun.

Dampak yang ditimbulkan, Kota Palembang kembali ke zona merah sejak 6 Desember hingga saat ini. Satgas kembali meningkatkan razia protokol kesehatan dengan menekankan pada penindakan.

"Pengetatan razia juga untuk mengantisipasi potensi penambahan kasus di akhir tahun," tambahnya.

Baca Juga: Drama Korea ‘Run On’ Sudah Tayang, Ini Profil Shin Se Kyung dan Im Siwan Sebagai Pemeran Utama

Baca Juga: Segera Cek di dtks.kemensos.go.id Untuk Penerima BLT Modal Usaha Rp3,5 Juta

Sementara itu, pakar biomolekular Universitas Sriwijaya yang juga Dirut RS Pusri Palembang, Prof Yuwono, menyebut salah satu sebab peningkatan kasus di Sumsel karena pengaruh mobilitas masyarakat antarprovinsi, terutama dari dan menuju 12 provinsi prioritas Covid-19.

"Sumsel memang tidak masuk 12 provinsi prioritas, tetapi pergerakan masyarakat dari Sumsel ke provinsi-provinsi prioritas cukup tinggi, mau tidak mau Sumsel ikut terdampak," kata Yuwono.

Yuwono mengatakan, banyak kasus positif punya riwayat perjalanan dari Sumsel ke provinsi-provinsi prioritas atau sebaliknya.

Selain itu peningkatan kasus juga besar kemungkinan disebabkan masih panjangnya masa menunggu tes usap yang memakan 3-4 hari.

"Selama masa menunggu itu orang-orang yang tes swab ada yang keliaran, padahal harusnya karantina dulu, kemudian ketika hasilnya keluar ternyata positif dan dia mungkin sudah menularkan Covid-19 ke orang lain,"  tutup Yuwono. ***

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler