"Mahasiswa yang lain mengikuti secara daring. Setelah itu pulang, jadi interaksi terbatas,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, BNPB: Warga Harus Waspada!
Baca Juga: Bangunan Tua dan Isolasi Anies Baswedan yang Mandiri
Ia berharap insan pendidikan dapat berinteraksi dengan budaya baru tersebut.
Berikutnya, perguruan tinggi harus menyiapkan sarana prasarana untuk pembelajaran secara campuran antara daring dan luring.
Ia mengatakan bahwa jumlah orang yang ada di dalam ruangan harus dibatasi, sebesar apapun ruangannya.
“Semakin banyak orang, berisiko kalau ada yang OTG. Itu eksponensial risikonya. Sehingga kita harus membatasi jumlah orang di dalam ruangan, karena nantinya sebagian mahasiswa mengikuti pembelajaran dari rumah secara daring dan sebagian di kampus,” ujarnya.
Baca Juga: Positif Covid-19, Gubernur DKI Anies Baswedan Minta Orang yang Kontak Dengannya Lakukan Hal Ini
Menurut Nizam, terdapat perbedaan besar antara dosen yang mengajar di dalam kelas dengan yang menatap layar.
Di dalam kelas ada mahasiswanya sementara yang daring hanya menatap layar.