Dituding Mengambil Alih Paksa Kepemimpinan Demokrat, Moeldoko Minta AHY: Jangan Baperan

2 Februari 2021, 08:40 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko /ANTARA/HO-KSP/

JURNALSUMSEL.COM- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengirimkan surat resmi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin, 1 Februari 2021 pagi.

Surat itu disampaikan oleh AHY dengan tujuan untuk mendapatkan klarifikasi dari pihak Istana.

Klarifikasi tersebut terkait dugaan adanya pihak di lingkaran terdekat Presiden Jokowi yang dikabarkan terlibat dalam upaya pengambilalihan posisi ketua umum Partai Demokrat secara paksa.

Pernyataan itupun diungkapkan AHY secara dalam konferensi pers yang ditayangkan secara virtual melalui kanal YouTube Agus Yudhoyono.

Menanggapi isu tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara dalam keterangan persnya yang juga ditayangkan secara daring di Jakarta, pada Senin malam.

Baca Juga: Myanmar Dikabarkan Mencekam Pasca Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Negara oleh Pihak Militer

Baca Juga: Kabar Duka! Soraya Abdullah Meninggal Dunia Akibat Covid-19, Ini Profilnya

"Sebenarnya saya masih 'diam-diam' saja sih karena saya tidak perlu reaktif dalam hal ini," kata Moeldoko seperti dikutip Jurnal Sumsel dari ANTARA.

Dirinya mengaku menanggapi isu tersebut disebabkan cukup banyak media massa yang mengajukan banyak pertanyaan padanya.

Kemudian, Moeldoko menyampaikan beberapa poin penting dari klasifikasinya terhadap isu tersebut.

“Poin pertama, jangan dikit-dikit istana. Dalam hal ini saya mengingatkan, sekali lagi jangan dikit-dikit istana," ujarnya.

Ia juga mengatakan agar jangan melibatkan istana dan mengganggu Presiden Jokowi karena menurutnya presiden tidak mengetahui sama sekali permasalahan tersebut.

Baca Juga: Simak! Begini Mekanisme Penyaluran BLT PKH Rp300 Ribu yang Disalurkan Sampai April 2021

Baca Juga: Pembukaan CPNS 2021 dan PPPK Sebentar Lagi, Hindari Melakukan Hal Ini Agar Lolos Seleksi

"Jangan ganggu Pak Jokowi karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya" sambungnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa banyak tamu yang beberapa kali berdatangan ke kediamannya.

Sebagai mantan Panglima TNI, Moeldoko mengaku tidak membatasi jarak dan terbuka pada siapapu.

"Kepada siapapun, apalagi di rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siap pun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," katanya.

Namun, dalam pernyataannya itu, Moeldoko tidak menyebutkan siapa yang datang ke kediamannya tersebut.

Berdasarkan informasi, ditengarai pihak yang sempat datang menemuinya itu adalah orang-orang yang disebut AHY.

Baca Juga: Viral Kucing Dibunuh Untuk Dijadikan Obat Asma, Tiga Pilar Pegadungan Beri Informasi Penting Ini

Baca Juga: Menangis Hingga Mampu Meredam Emosi, 5 Tanda Sederhana Bahwa Dia Pasangan yang Tepat Buatmu

AHY menyebut pihak tersebut sebagai pelaku gerakan politik yang berencana mengambil alih paksa kepemimpinan Demokrat.

Akan tetapi, Moeldoko juga mengaku tidak tahu konteks kedatangan dari orang-orang tersebut ke kediamannya.

Ia menambahkan, sama halnya dengan pertemuan pihak lain, ia menyatakan selalu membuka pembicaraan dengan masalah pertanian.

"Dari obrolan, saya biasa mengawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Kemudian, mereka 'curhat' situasi yang dihadapi, ya gua dengerin saja. Berikutnya ya udah dengerin aja. Saya sebenarnya prihatin gitu ya dengan situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ucap Moeldoko.

Setelah menerima kunjungan tamu tersebut, lanjut Moeldoko munculah isu pengambilalihan kepemimpinan Demokrat.

"Kemudian muncul isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur dari mana-mana datang ke sini kan kepingin foto sama gua. Sama saya. Ya saya terima aja apa susahnya," lanjutnya.

Baca Juga: Menko Perekonomian Airlangga: Pemerintah Segera Rampungkan Peraturan Pelaksanaan UU Cipta Kerja

Baca Juga: 12 Makanan Khas Saat Tahun Baru Imlek yang Wajib Tersedia di Rumah, Beserta Maknanya

Menurutnya selaku seorang jenderal, ia tak punya batas dengan siapapun. Itu lah yang membuat dirinya tak merasa keberatan menerima ajakan foto dari pihak-pihak tersebut.

"Itu lah menunjukkan seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silahkan saja. Saya tidak keberatan," ujar Moeldoko.

Selain itu, Moeldoko memberikan pula saran sebagai seorang pemimpin. Saran tersebut seolah menyinggung AHY yang dianggapnya ‘baperan’.

Dia mengatakan bahwa menjadi seorang pemimpin harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.

"Berikutnya saran saya. Menjadi seorang pemimpin harus kuat, jangan mudah 'baperan', mudah terombang-ambing dan seterusnya. Kalau anak buahnya nggak boleh pergi kemana-mana ya diborgol saja kali ya. Begitu," kata Moeldoko.

Baca Juga: NPWP Elektronik Hadir Permudah Pencari Kerja sebagai Syarat yang Diminta Pemberi Kerja, Berikut Tata Caranya!

Baca Juga: Aksi Militer Myanmar yang Menangkap Aung San Suu Kyi, Mendapat Kecaman Dari Berbagai Negara dan PBB

Kemudian, ia juga menyinggung soal kudeta yang menurutnya terjadi dari pihak dalam bukan luar.

"Selanjutnya kalau ada istilah kudeta, kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," katanya menutup keterangan persnya.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler