JURNALSUMSEL.COM - Perang militer antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung memasuki bulan ketiga.
Sejak 24 Februari 2022 lalu, beberapa kota di Ukraina terus dihujani serangan rudal dan tembakan udara oleh pasukan Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin.
Sejak awal invasi pula, peran negara barat, terutama AS sangat mencolok, mengingat AS merupakan negara yang mendukung Ukraina berperang melawan Rusia.
Selain memberi bantuan senjata dan persediaan untuk perang, AS juga tak segan memberikan sanksi berat untuk Rusia mulai dari sanksi ekonomi, perdagangan, hingga hubungan politik internasional.
Keterlibatan AS dalam perang Rusia dan Ukraina tersebut juga menimbulkan banyak perdebatan, lantaran dinilai punya niat tersendiri.
Mengutip dari hasil Analisa Global Times, usai dua bulan invasi berlangsung Washington akhirnya berhenti berpura-pura dan mengungkapkan tujuan mencampuri konflik yang sebenarnya.
Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Niat Terselubung AS Dalam Konflik Rusia Ukraina Terbongkar, Dampaknya Berbahaya Bagi Seluruh Dunia".
Tujuan utama Washington memprovokasi konflik Rusia dan Ukraina adalah untuk melemahkan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.