“Kami menyerukan kepada para pemimpin Burma untuk membebaskan semua pejabat pemerintah dan pemimpin masyarakat sipil, dan menghormati keinginan rakyat Burma, seperti yang diungkapkan dalam pemilihan demokratis pada 8 November,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Di Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden juga telah diberitahu tentang penahanan tersebut.
“Amerika Serikat menentang setiap upaya untuk mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar.
Dan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Baca Juga: Materai Tempel 2021 Hadir dengan Wajah Baru, DJP Ingatkan untuk Waspadai Keasliannya
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengimbau militer untuk menghormati supremasi hukum, menyelesaikan sengketa melalui mekanisme yang sah, dan segera membebaskan semua pemimpin sipil lainnya yang ditahan.
Sementara itu, Singapura menanggapi kejadian ini dengan menyatakan kepedulian dengan meminta semua pihak untuk menahan diri dan bekerja menuju hasil yang positif dan damai.
“Singapura menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi terkini di Myanmar. Kami mengamati situasi ini secara lekat dan berharap semua pihak yang terlibat akan menahan diri, mengutamakan dialog, dan bekerja untuk hasil positif dan damai,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura dalam pernyataan lewat surel. ***