AS Sebut Klaim Putin atas Kemenangan Rusia Hanya Sebuah Disinformasi

22 April 2022, 14:00 WIB
Putin Batalkan Operasi Militer untuk Serbu Pabrik Baja di Mariupol: Kita Perlu Berpikir /SPUTNIK/via REUTERS

JURNALSUMSEL.COM - Perang militer antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung hampir dua bulan.

Sejak 24 Februari 2022 lalu, Rusia telah melancarkan serangan besar-besaran si beberapa kota di Ukraina hingga menyebabkan kehancuran parah dan juga memakan banyak korban jiwa.

Ukraina juga kini tengah menghadapi masalah ekonomi dan krisis kemanusiaan akibat serangan Rusia.

Baca Juga: Siap-siap, Kang Daniel Bakal Comeback dengan Album Baru pada Bulan Mei 2022

Terbaru, Rusia kembali melancarkan serangan di Mariupol untuk menaklukan kota pelabuhan yang dinilai strategis tersebut.

Usai mengepung Mariupol secara besar-besaran, pada Kamis, 21 April 2022 presiden Rusia Vladimir Putin pun menyatakan kemenangan dalam pertempuran besarnya tersebut.

Vladimir Putin bahkan menyebut Mariupol kini "sudah dibebaskan".

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Galamedia News dengan judul "Amerika Serikat Bantah Klaim Rusia Atas Kemenangan di Mariupol".

Sementara Amerika Serikat membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa pasukan Ukraina masih berada di Mariupol.

Baca Juga: Segera Cairkan BLT Minyak Goreng April 2022, Penerima dengan Kriteria Ini Bisa Dapat Bansos Rp300 Ribu

Vladimir Putin sebelumnya memerintahkan pasukan Rusia untuk memblokade sebuah kompleks pabrik baja, tempat sejumlah warga Ukraina disebutkan telah menyerahkan diri ataupun meninggal.

Menurut Ukraina, Vladimir Putin ingin menghindarkan bentrokan terakhir dengan pasukan Ukraina di Mariupol karena ia tidak punya cukup tentara untuk mengalahkan pasukan negara itu.

Namun, beberapa pejabat Ukraina juga menyuarakan permintaan bantuan untuk mengevakuasi para warga sipil, juga prajurit-prajurit yang terluka.

Dalam pertemuan di kantornya, Kremlin, yang disiarkan televisi, Putin menyampaikan selamat kepada menteri pertahanan dan pasukan Rusia karena sudah "berhasil menyelesaikan upaya pertempuran untuk membebaskan Mariupol".

Ia mengatakan penting untuk melakukan serbuan ke zona industri. Pabrik baja Azovstal berada di zona itu.

Baca Juga: Polisi Akan Panggil Teman Chandrika Chika Berinisial N Sebagai Saksi Kasus Putra Siregar dan Rico Valentino

"Blokir kawasan industri ini sehingga lalat pun tidak bisa masuk," kata Putin.

Mariupol, salah satu pelabuhan utama di wilayah Donbas di Ukraina timur, berada di antara daerah-daerah yang dikuasai kelompok separatis dan Krimea --semenanjung di Laut Hitam yang dicaplok Rusia pada 2014.

Dengan menguasai kota pelabuhan itu, Rusia bisa menghubungkan kedua daerah saat meningkatkan serangannya di Ukraina timur.

Kendati Putin mengklaim kemenangan besar pertama --sejak pasukannya terdesak keluar dari Kiev serta kawasan Ukraina utara pada Maret, Rusia belum berhasil mencapai kemenangan seperti yang diinginkan.

Dalam pidato larut malam, Presiden Rusia Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia bertindak habis-habisan supaya bisa "menyebut-nyebut soal setidaknya beberapa kemenangan", termasuk dengan mengerahkan kelompok taktis batalyon yang baru.

Ketika dimintai komentar soal klaim Putin menyangkut kemenangan di Mariupol, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pernyataan itu "lagi-lagi merupakan disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang".

Baca Juga: Berdasarkan Keterangan Chandrika Chika, Polisi Sebut Rico Valentino Salah Paham hingga Lakukan Pengeroyokan

Mariupol telah mengalami pertempuran paling sengit sejak pasukan Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.

Kota berpenduduk 400.000 orang itu juga mengalami bencana kemanusiaan terburuk sejak invasi bergulir.

Ukraina memperkirakan sudah puluhan ribu warga sipil yang meninggal di Mariupol. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah mengatakan jumlah korban jiwa itu mencapai sedikitnya ribuan orang.

Para petempur Ukraina masih berada di kompleks baja Azovstal --salah satu fasilitas terbesar metalurgi di Eropa. Luasnya mencapai 11 kilometer persegi dan memiliki sejumlah gedung ukuran raksasa, ruang bawah tanah, dan terowongan.

Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko, mengatakan pada Kamis bahwa hanya Putin yang bisa menentukan nasib 100.000 warga sipil yang terkepung di kota itu.

Baca Juga: Belum Ikhlas Hak Asuh Gala Jatuh kepada Haji Faisal, Doddy Sudrajat Mantap Ajukan Banding

"Penting untuk dipahami bahwa masih ada orang-orang bernyawa di sana, nasib mereka berada di tangan hanya satu orang --Vladimir Putin. Dan kematian yang akan terjadi sekarang, juga ada di tangan dia," kata Boichenko dalam wawancara.

Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuck mengatakan 1.000 warga sipil serta 500 prajurit yang terluka perlu segera dibawa keluar dari kompleks baja tersebut.

Ia menuding pasukan Rusia bersalah karena tidak membuat koridor aman, yang menurutnya sudah disepakati.

Moskow mengatakan Rusia telah membawa 140.000 warga sipil keluar dari Mariupol dalam gerakan evakuasi kemanusiaan.

Kiev mengatakan beberapa di antara para warga tersebut disuruh keluar secara paksa dari Mariupol. Tindakan seperti itu terhadap mereka bisa dianggap sebagai kejahatan perang.***(Dadang Setiawan/Galamedia News)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Galamedia News

Tags

Terkini

Terpopuler