Belasan Orang dari Fasilitas Kesehatan Ukraina Tewas, PBB Minta Rusia Segera Hentikan Serangan

14 Maret 2022, 08:30 WIB
Sejumlah peristiw yang terjadi di hari ke-18 invsi Rusia ke Ukraina. Sebuah Rumah Sakit ikut hancur / Alexander Ermochenko/Reuters

JURNALSUMSEL.COM - Serangan militer antara Rusia dan Ukraina belum juga reda memasuki minggu ketiga invasi.

Rusia terus-menerus menjatuhkan bom dan tembakan di beberapa kota di Ukraina, termasuk di ibu kota Kyiv.

Tak hanya menargetkan pangkalan militer, Rusia disebut-sebut juga menargetkan warga sipil Ukraina, mengingat ratusan orang kini tewas akibat serangan bom dan tembakan.

Baca Juga: Cara daftar KIP Kuliah 2022, Syarat, Link Pendaftaran, dan Fasilitas yang didapat

Selain itu, fasilitas kesehatan Ukraina juga disebut-sebut menjadi target militer Rusia.

Badan PBB menyerukan gencatan senjata segera dan diakhirinya serangan terhadap profesional dan fasilitas kesehatan di Ukraina pada Minggu, 13 Maret 2022.

Serangan oleh Rusia di fasilitas kesehatan Ukraina itu telah menewaskan belasan orang, yang digambakan PBB sebagai tindakan kekejaman yang tidak masuk akal.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Depok dengan judul "PBB Kecam Serangan Rusia Terhadap Fasilitas Kesehatan Ukraina, Serukan Gencatan Senjata".

Baca Juga: Cara Dapat BLT Anak Sekolah khusus Anak SD, SMP, dan SMA, Segera Buat KIP dengan Cara Ini

Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, 31 serangan terhadap perawatan kesehatan telah didokumentasikan melalui Sistem Pengawasan WHO untuk Serangan terhadap Perawatan Kesehatan (SSA).

Seruan itu ditandatangani oleh kepala Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Dana Kependudukan PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia, seperti yang dilansir dari Channel News Asia.

"Menyerang yang paling rentan, bayi, anak-anak, wanita hamil dan mereka yang sudah menderita sakit dan penyakit, dan petugas kesehatan mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan nyawa adalah tindakan kekejaman yang tidak masuk akal," kata pernyataan tersebut.

Dalam 24 dari serangan yang dilaporkan, fasilitas perawatan kesehatan rusak atau hancur, sementara dalam lima kasus ambulans menjadi korban. Sebanyak 12 orang tewas dan 34 luka-luka.

Baca Juga: China Jadi Sekutu Perdagangan Utama Rusia, AS Peringatkan Sanksi Ini

“Pekerja bantuan dan perawatan kesehatan harus dapat bekerja dengan aman, termasuk imunisasi terhadap Covid-19 dan polio, dan pasokan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa bagi warga sipil di seluruh Ukraina serta para pengungsi yang menyeberang ke negara-negara tetangga," tambahnya.

Pernyataan itu ditandatangani oleh Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell, mitra UNFPA Natalia Kanem dan kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Setidaknya tiga orang tewas, termasuk seorang gadis muda, dalam serangan di sebuah rumah sakit anak-anak di Mariupol di Ukraina selatan.

Menurut badan kesehatan reproduksi PBB, dua rumah sakit bersalin Ukraina lainnya telah diserang dan dihancurkan sebelum pemogokan itu.

"Serangan terhadap perawatan kesehatan dan petugas kesehatan secara langsung berdampak pada kemampuan orang untuk mengakses layanan kesehatan penting terutama wanita, anak-anak dan kelompok rentan lainnya," tutur kepala badan PBB itu.

Baca Juga: The Adam Project, Mengungkap Misteri Masa Lalu Untuk Misi Menyelamatkan Dunia Simak Sinopsis Berikut Ini

"Kami telah melihat bahwa kebutuhan perawatan kesehatan wanita hamil, ibu baru, anak kecil dan orang tua di Ukraina meningkat, sementara akses ke layanan sangat dibatasi oleh kekerasan," tambah pernyataan itu.

Lebih dari 4.300 kelahiran telah terjadi di Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia dan 80.000 wanita Ukraina diperkirakan akan melahirkan dalam tiga bulan ke depan.

"Sistem perawatan kesehatan di Ukraina jelas berada di bawah tekanan yang signifikan, dan keruntuhannya akan menjadi malapetaka. Semua upaya harus dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi.

"Kami menyerukan gencatan senjata segera, yang mencakup akses tanpa hambatan sehingga orang yang membutuhkan dapat mengakses bantuan kemanusiaan. Sebuah resolusi damai untuk mengakhiri perang di Ukraina adalah mungkin," pungkasnya.***(Linda Agnesia/PR Depok)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Depok

Tags

Terkini

Terpopuler