Rezim Timur Tengah Gempar, Putri Saddam Hussein Tiba-Tiba Muncul di Televisi

22 Februari 2021, 06:47 WIB
Raghad Saddam Hussein, putri mantan presiden Irak Saddam Hussein, menghadiri upacara peringatan untuk menandai hari ke-40 kematian ayahnya di Sanaa, 7 Februari 2007. /Kalbar Terkini/Mulyanto Elsa

JURNALSUMSEL.COM-  Rezim Negara di Timur Tengah dibuat gempar atas kemunculan Putri Mantan Presiden Irak Saddam Hussein yakni Raghad Saddam Hussein.

Padahal, Raghad Saddam Hussein diketahui sudah pindah ke Amman, ibu kota Yordania sejak 2003.

Kondisi Irak saat itu sedang kacau, dimana Pasukan koalisi AS datang menyerbu Baghdad untuk menggulingkan Saddam Hussein dari kursi kepresidenan.

Setelah 15 tahun menghilang usai sang ayah Saddam Hussein dihukum gantung, tiba-tiba Raghad Saddam Hussein muncul di televisi.

Seperti dikutip Jurnal Sumsel dari Middle East Monitor, diketahui Raghad Saddam Hussein tampil  di saluran televisi satelit Arab Saudi, Al Arabiya pada Senin 15 Februari 2021 lalu.

Baca Juga: BNPT Sebut Ada 1.250 WNI Terpapar Radikalisme: Mereka Berangkat ke Irak dan Suriah

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Sudah Dibuka, Cuma Gunain Kamu untuk Daftar, Ikuti Cara Mudah Ini!

Tak hanya itu, Putri sulung Saddam Hussein itu bahkan sempat melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan saat diwawancarai Sohab Charair.

Raghad Saddam Hussein mengatakan sangat mungkin dirinya akan terjun ke dunia politik di Irak seperti mendiang sang ayah.

"Semuanya memungkinkan," kata Raghad saat ditanya soal kemungkinan peran politiknya di Irak.

Sontak, pernyataan Raghad Saddam Hussein itu membuat krisis diplomatik antara Republik Irak, Kerajaan Arab Saudi, dan Yordania.

Menanggapi pernyataan Raghad Saddam Hussein tersebut, Kementerian Luar Negeri Irak segera merespon pernyataan Raghad di televisi asing itu.

Baca Juga: Banjir di Jakarta: Menegangkan! Detik-Detik Prajurit Marinir Bantu Seorang Ibu Yang Sakit

Baca Juga: Temukan Jejak Radioaktif di Situs Nuklir Iran, Israel Siapkan Serangan

Kemenlu Irak memprotes kemunculan Raghad di Al Arabiya TV, karena dianggap cukup mengguncang masyarakat Irak.

Nota protes pun segera dilayangkan Irak untuk dikirimkan ke Duta Besar Yordania dan Arab Saudi di Baghdad.

Sementara itu, Raghad Saddam Hussein mengecam Iran yang dianggap sudah terlalu banyak ikut campur dalam urusan politik Irak saat ini.

Menurut Raghad, orang-orang Iran berani mengganggu Irak setelah kekuatan yang nyata tak lagi berkuasa.

Seperti diketahui, Saddam Hussein mungkin dianggap sebagai salah satu tokoh diktator Iran yang paling dibenci di Timur Tengah.

Baca Juga: Arab Saudi Kembali Dihujani Salju, Warga UEA Ramai-Ramai Nikmati Alam Terbuka

Baca Juga: Akhirnya! Tingkat Kasus Covid -19 di Seluruh Dunia Perlahan Menurun, Berikut Faktanya

Hal itu lantaran Saddam Hussein dianggap sebagai pemicu dua perang besar di Timur Tengah.

Saddam Hussein menggempur Iran setahun setelah revolusi Islam berlangsung 1979. Kemudian membuat terjadinya perang Irak-Iran yang berlangsung selama 8 tahun dengan hasil buntu.

Pada 1990, Saddam Hussein kembali melancarkan invasi ke Kuwait. Perang Teluk pecah, namun Irak kalah telak.

Pasalnya, Kuwait didukung oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Arab Saudi, Mesir, Prancis, dan pendukung Kurdistan.

Memasuki abad ke-21, Saddam Hussein berhasil digulingkan oleh AS. Diktator Irak itu dituduh memiliki senjata penghancur massal meskipun sampai saat ini tuduhan tersebut belum terbukti.

Baca Juga: Kepala Program Nuklir Dibunuh, Iran Tuding Israel

Baca Juga: Keren! Berkaca dari Arab dan Portugal, Indonesia Juga akan Membuat Taman Panel Surya di Bagian Timur

Akhir hidup sang diktator Iran Saddam Hussein ini adalah ketika dirinya ditangkap oleh pasukan koalisi AS pada Desember 2003.

Selanjutnya, Saddam Husein dihukum gantung pada November 2006 dengan dakwaan pembunuhan terhadap penganut Islam Syiah di Irak.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler