Lantas, Din Syamsudin menduga bahwa pihak yang menudingnya radikal itu merupakan orang yang juga memasang spanduk di kampus ITB.
Orang itu ingin Din Syamsudin dipecat dari keanggotaan Majelis Wali Amanat (MWA) karena dianggap radikal.
Baca Juga: Din Syamsuddin Tidak Akan Diproses Hukum, Mahfud MD: Pemerintah Terbuka terhadap Kritik
Baca Juga: Nissa Sabyan Ramai Disebut Pelakor, Sang Ayah Beri Pembelaan dan Angkat Bicara
Din Syamsudin yang juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum MUI itu juga menduga memang sejak awal dirinya masuk ke MWA, sudah ada pertarungan ideologis yang ia rasakan.
Din Syamsudin menjelaskan, jika pertarungan ideologis masih tetap berlangsung hingga saat ini, maka hal tersebut akan menjadi malapetaka bagi bangsa.
“Ini suatu malapetaka bagi bangsa, kalau di kampus-kampus kita, termasuk di pusat kepemimpinan akademik masih muncul lagi seperti itu. Ini sudah lagu lama, di UI, di ITB, Gajah Mada,” ujar Din Syamsudin.
Lebih lanjut, Din Syamsudin menerangkan bahwa yang dimaksud dengan pertarungan ideologis itu adalah antara islam dan non islam yang muncul kembali setelah reformasi.
Namun, Din Syamsudin mengatakan, kali ini tak hanya berseberangan dengan non muslim, bahkan sesama muslim.
Baca Juga: Din Syamsuddin Dilaporkan. Isu Bercerai Menjadi Perbincangan Warganet Hingga Trending di Twitter