Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Warga Dihimbau untuk Tetap Waspada

5 November 2020, 20:45 WIB
LETUSAN Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, beberapa waktu lalu.* /ANTARA FOTO /ANTARA FOTO/

JURNALSUMSEL.COM - Status Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Dari status waspada (level II) menjadi siaga (level III) mulai Kamis, 5 November 2020.

Setelah letusan eksplosif pada 21 Juni 2020, kegempaan internal Va, vulkanik dangkal (VB), dan fase banyak (MP) meningkat.

Sebagai perbandingan, pada Mei 2020, gempa VA dan VB tidak terjadi, gempa MP 174 kali, sedangkan pada Juli 2020 terjadi gempa VA enam kali, VB 33 kali, dan MP 339 kali.

Kegempaan pun semakin intensif pada Oktober 2020.

Baca Juga: Empat Budaya Korean Wave untuk Temani PSBB di Rumah Aja

Baca Juga: Sejarah Puasa Ramadan dan Penjelasannya Menurut Al-Qur'an dan Hadits

Tepatnya pada 4 November 2020 tercatat rata-rata gempa VB 29 kali per hari, MP 272 kali per hari, guguran (RF) 57 kali per hari.

Hembusan (DG) 64 kali per hari, laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 centimeter per hari, dan energi kumulatif gempa VT dan MP dalam setahun mencapai 58 GJ.

 

Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi 2010.

Gunung Merapi kembali mengalami erupsi magmatis sepanjang 13 bulan sejak 11 Agustus 2018.

Baca Juga: Pendaftaran Seleksi CPNS 2021 Bakal Dibuka Pemerintah, Berikut Tips Agar Lolos SKD

Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2021 Akan Dibuka, Berikut Tips Agar Lolos SKD

Fase Merapi baru terjadi setelahnya ditandai gempa vulkanik dalam dan letusan eksplosif dalam pembentukan magma baru hingga 21 Juni 2020, naik dari waspada menjadi siaga semakin memperkuat indikasi erupsi dalam waktu dekat.

Penetapan level siaga dituangkan dalam surat oleh Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

Dalam surat BPPTKG disebut Merapi bisa meletus setiap saat, sehingga pemerintah daerah setempat harus menyiapkan mitigasi bencana.

“Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal lima kilometer,” begitu dikutip dari surat BPPTKG.

Rekomendasi BPPTKG adalah peningkatan kewaspadaan kepada warga dan pemerintah daerah.

Baca Juga: Tak Percaya Hasil Pemilu, Trump layangkan Gugatan ke Pengadilan, Diragukan oleh Ahli Hukum AS?

Baca Juga: Jangan Terlewat, Ini 6 Bantuan dari Pemerintah untuk Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

Daerah terdampak bila Merapi meletus mencakup empat kabupaten yakni Sleman (D.I. Yogyakarta), Magelang, Boyolali, Klaten (Jawa Tengah).

Rinciannya desa dan kabupaten berpotensi terdampak letusan Merapi sebagai berikut: Desa Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta.

Desa Ngargomulyo, Krinjing, Paten, Kecamatan Dukun, Magelang, Desa Tlogolele, Klakah, Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Desa Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah.

Untuk sementara waktu bagi warga yang berada di wilayah di atas untuk tetap berjaga-jaga dan sebisa mungkin untuk tidak beraktivitas di sekitar Gunung Merapi.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: BPBD

Tags

Terkini

Terpopuler