Cerita Seorang Mahasiswa UNS yang Mengikuti Pradiksar Menwa Kejam Bagaikan di Neraka

31 Oktober 2021, 16:05 WIB
UNS Berdarah, Tewasnya Gilang di Diklatsar Menwa Bukan Kali Pertama, Sosok Berikut Ungkap Fakta Lainnya /antaranews via twitter @putri_yudianti/

JURNALSUMSEL.COM – Saat ini publik dihebohkan dengan meninggalnya Mahasiswa Universitas Sebelas Maret ( UNS ) ketika mengikuti latihan dasar resimen mahasiswa (Pradiksar Menwa) di kawasan Jurug, Sungai Bengawan Solo.

Berdasarkan hasil otopsi mahasiswa tersebut meninggal akibat ada tanda kekerasan menyebabkan penyumbatan otak.

Solidaritas ditunjukkan untuk korban meninggal dengan menyalakan 100 lilin serta meminta pihak kampus dan pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini.

Setelah terjadinya kasus ini beberapa orang berani speak up di berbagai media sosial, khususnya di Twitter. Salah satunya yang diceritakan oleh Novaria Putri Adiyanti.

Baca Juga: RANS Entertainment Jalin Kerja Sama dengan Emtek Group

Baca Juga: 4 Dampak Bahaya Bagi Tubuh Akibat Terlalu Sering Mengkonsumsi Gorengan

Novaria Putri Adiyanti memberanikan diri menceritakan apa yang dialaminya selama 3 minggu saat mengikuti Pradiksar Menwa tahun 2013 yang menurutnya kejam bagaikan neraka.

“Karena ini kan lingkungan kampus, bukan lingkungan militer, ya aku pikir ga ada tindak kekerasan, Sayang, faktanya ga seindah pemikiranku. Kenyataan di lapangan bagaikan di neraka, total 3 minggu diklat PGA, aku bakar ceritain kekerasan apa saja yang aku alami,” ujar Novaria Putri Yudianti. 30 Oktober 2021.

Putri menceritakan pada minggu pertama keadaan masih biasa-biasa saja, peserta masih bisa pulang ke rumah karena kegiatannya berlangsung dari siang hingga sore, dan hukuman yang diterima hanya sebatas latihan fisik.

Pada minggu kedua,Putri baru merasakan kekerasan terhadap dirinya.

Baca Juga: Rekomendasi Serial Film India yang Menarik Ditonton di Televisi Indonesia

Baca Juga: Bocoran Balika Vadhu Episode 195, Gauri Kaget Melihat Anandhi Menjadi Kepala Desa, di ANTV 31 Oktober 2021

“Minggu kedua, mulai kelihatan aslinya waktu pertama aku ditampar rasanya speechless kayak gak nyangka ternyata bakalan ada tindak kekerasan. Kekerasan yg aku alami di minggu kedua yaitu ditampar berkali-kali, dan dipopor senjata,” ujar Putri.

Putri menjelaskan hukuman yang bersifat kekerasan memiliki nama sebutan pada saat Pradiksar Menwa, seperti ditampar bolak balik disebut kipas asmara, dipopor senjata disebut ranting jatuh, di tinju disebut extrajos.

Pada minggu ketiga Putri menceritakan kegiatan berada di luar kampus, para senior berani melakukan kekerasan kepada peserta.

Putri dan peserta lainnya disuruh berjalan dari Desa Karanglo Tawangmangu berjalan dari jam 8/9 pagi sampai kampusnya UNS jam 4/5 subuh keesokan harinya.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Membuat Pengakuan Mengejut Pernah Tidur Bareng dengan Maria Vania

Baca Juga: Mengejutkan, Ini Arti Kata Meta Nama Pengganti Facebook Dalam Bahasa Ibrani

Dia menceritakan seorang temannya bernama Rochim Haritsah yang mengeluh sakit udah 2 hari tetapi masih mengikuti jalan kaki dari Desa sampai kampus.

Temannya tersebut pingsan waktu di jalan dan meninggal ketika sudah dibawa ke rumah sakit.

Putri dan peserta lainnya disuruh bungkam atas kematian Rochim Haritsah, dan berbagai kejadian yang terjadi saat Pradiksar Menwa.

Putri yang lolos Pradiksar Menwa diminta untuk jadi panitia Menwa, tetapi ia menolaknya, karena tidak mau melihat darah bawahannya.***

Editor: Mula Akmal

Tags

Terkini

Terpopuler