Menlu Inggris Panggil Dubes Israel Buntut Tewasnya 7 Pekerja di Gaza hingga Beri Kecaman Tegas

- 3 April 2024, 10:45 WIB
Kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Gaza yang nyaris tak berbentuk akibat serangan biadab Israel Penjajah.
Kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Gaza yang nyaris tak berbentuk akibat serangan biadab Israel Penjajah. /Dok. Euro-Med Monitor

JURNALSUMSEL.COM - Sebanyak tujuh pekerja nirlaba World Central Kitchen tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, hingga Kementerian Luar Negeri Inggis sendiri memanggil duta besar Israel, Tzipi Hotovely di London, Selasa, 2 April 2024.

"Hari ini, saya memanggil Duta Besar Kedutaan Besar Israel di London," demikian pernyataan resmi Menteri Negara Inggris untuk Pembangunan dan Afrika Andrew Mitchell.

"Saya menyampaikan kecaman tegas pemerintah atas pembunuhan mengerikan terhadap 7 pekerja bantuan World Central Kitchen, yang termasuk 3 warga negara Inggris," kata dia.

Mitchell mendesak dilakukannya "penyelidikan yang cepat dan transparan," yang akan dibagikan kepada komunitas internasional dan meminta pertanggungjawaban penuh Israel atas insiden tersebut.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Manfaat Minum Kopi Hitam Secara Rutin

Pada Senin, para pekerja WCK bepergian di "zona bebas konflik" dengan dua mobil lapis baja berlogo organisasi tersebut, dan satu kendaraan dengan atap lunak, demikian pernyataan LSM itu.

Konvoi kemanusiaan tersebut diserang saat meninggalkan gudang Deir al Balah, tempat tim tersebut menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan yang dibawa ke Gaza melalui laut.

Organisasi itu mengatakan bahwa konvoinya telah mengoordinasikan pergerakannya dengan pasukan pertahanan Israel (IDF).

Serangan Israel terhadap staf WCK itu menewaskan tujuh karyawan dari Australia, Polandia, Inggris, dan Palestina, serta seorang warga negara ganda Amerika Serikat dan Kanada.

Organisasi itu menghentikan operasinya di Jalur Gaza menyusul insiden mematikan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pasukan Israel "secara tidak sengaja melukai non-kombatan" di Gaza, dan menambahkan bahwa "hal itu (biasa) terjadi dalam perang."

Israel telah meluncurkan penyelidikan atas masalah tersebut demi mencegah hal serupa terjadi lagi, katanya.

Serangan militer Israel dalam dua pekan terakhir juga telah menghancurkan fasilitas medis terbesar di Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa, hingga melumpuhkan sistem perawatan kesehatan di daerah kantong tersebut, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (2/4).

Sedikitnya 21 pasien meninggal dunia selama pengepungan Israel terhadap rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Agensi Lee Jae Wook dan Karina aespa Mengonfirmasi Keduanya Telah Putus

WHO telah berusaha selama berhari-hari untuk mencapai Al-Shifa dan beberapa fasilitas kesehatan terakhir yang tersisa di Gaza utara, dalam upayanya untuk menyalurkan obat-obatan, bahan bakar, dan makanan, sekaligus menilai persediaan tambahan apa saja yang diperlukan untuk menyelamatkan pasien yang tersisa.

Meski demikian, badan PBB itu menyesalkan bahwa sebagian besar misinya ke rumah sakit tersebut telah mendapat "penolakan" dari pihak berwenang Israel.

Pada 7 Oktober 2023, kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.

Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x