Tentara Rusia Terpantau Sedang Menggali Ranjau oleh Citra Satelit, Tanda Persiapan Perang Panjang?

- 22 Maret 2022, 17:39 WIB
Tentara Rusia. Dalam invasi ke Ukraina,  HRW mengecam tindakan pemerintah Ukraina soal tawanan perang.
Tentara Rusia. Dalam invasi ke Ukraina, HRW mengecam tindakan pemerintah Ukraina soal tawanan perang. /Reuters/Sergey Pivovarov.

JURNALSUMSEL.COM - Perang militer antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung hampir satu bulan.

Satu bulan terakhir, kerugian besar dialami Ukraina akibat serangan tentara Rusia yang membabi buta di penjuru kota.

Kota-kota besar seperti Kharkiv, Mariupol, dan ibu kota Kyiv kini dikepung oleh tentara Rusia, namun Ukraina masih belum menyerah akan ketiga kota tersebut.

Baca Juga: Biodata dan Fakta Ahn Hyo Seop, Pemeran Kang Tae Moo dalam Drama 'A Business Proposal'

Tak hanya itu, korban jiwa yang berasal dari warga sipil pun banyak berjatuhan.

Selama perang senjata, warga sipil yang melintas banyak tertembak oleh tentara Rusia.

Baru-baru ini ada dugaan bahwa tentara Rusia tak akan melanjutkan perlawanan di Ukraina.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Depok dengan judul "Aksi Tentara Rusia Diduga Jadi Tanda Berhentinya Invasi di Ukraina".

Hal ini terungkap setelah pasukan Rusia mulai menggali dalam posisi pertahanan yang kuat di sekitar Kyiv.

Berdasarkan citra satelit yang dirilis pada hari Jumat, laporan menunjukkan objek yang tampak seperti ranjau Rusia vyang ditanam di barat laut ibu kota.

Baca Juga: Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines ditemukan Hanya Tinggal Puing, Kemungkinan Korban Selamat Nihil

Pihak Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak membuat kemajuan besar pada 21 Maret dan tidak melakukan operasi ofensif besar-besaran.

Pasukan Rusia terpaksa melakukan hal demikian karena masalah logistik yang sedang dialami.

Meski demikian, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa Rusia sedang mempersiapkan rakyatnya untuk perang yang panjang.

Pasalnya, pasukan Rusia telah kehilangan potensi ofensif mereka di Ukraina.

Menurut sebuah sumber militer, menanam ranjau adalah bagian dari postur pertahanan baru Rusia dan menunjukkan bahwa mereka ada di dalamnya untuk jangka panjang.

Baca Juga: Biden Sebut Rusia Pakai Senjata Kimia, Ukraina Peringatkan Warganya Akan Serangan Hebat

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan Rusia memang sedang mengalami masalah logistik.

“Lawan terus menanggung kerugian, memiliki masalah yang signifikan dengan komposisi unit dan bagian dari komposisi pribadi, logistik. Pada saat yang sama, propagandis Rusia mulai mempersiapkan penduduk Federasi Rusia untuk perang yang panjang,” bunyi laporan itu dikutip dari Daily Mail.

Sebelumnya, Ukraina menolak tuntutan Rusia agar pasukan di pelabuhan Laut Hitam Mariupol meletakkan senjata dan menyerah.

Kolonel Jenderal Rusia Mikhail Mizintsev menyampaikan tawaran Moskow pada Minggu malam dengan mengatakan pasukan Ukraina dan tentaranya yang meletakkan senjata dan mengibarkan bendera putih akan diizinkan pergi melalui koridor kemanusiaan.

Sejauh ini, Ukraina membutuhkan bantuan Barat untuk mengatasi tugas besar menjinakkan bahan peledak setelah perang usai.

Sejumlah besar peluru dan ranjau telah ditembakkan ke Ukraina dan sebagian besar belum meledak, mereka tetap berada di bawah puing-puing dan menimbulkan ancaman nyata.

Butuh waktu bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan untuk meredakan ranjau tersebut.

Baca Juga: Pilihan Menu Buka Puasa: Cara Membuat Tape Ketan Hitam, Salah Satu Takjil Khas Ramadhan

Pasukan Ukraina juga telah menanam ranjau darat di jembatan, bandara, dan infrastruktur penting lainnya untuk mencegah Rusia menggunakannya.

“Kami tidak akan dapat menghapus ranjau dari semua wilayah itu, jadi saya meminta mitra dan kolega internasional kami dari Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk mempersiapkan kelompok ahli untuk menjinakkan ranjau di area pertempuran dan fasilitas yang berada di bawah pengeboman,” ujar pihak Ukraina.***(Filio Duan/PR Depok)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah