Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pengepungan Mariupol sebagai kejahatan perang.
“Menyerang secara militer kota yang damai adalah teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang,” katanya pada Sabtu malam waktu setempat.
Dalam pertempuran di Kota Mariupol, pejabat kota mengatakan sedikitnya sudah menelan 2.300 korban jiwa dari kalangan sipil. Beberapa dari mereka dilakukan penguburan secara massal.
Seorang warga yang berhasil keluar dari Kota Mariupol, Olga Nikitina mengatakan, pertempuran sengit terjadi di jalan-jalan.
“Pertempuran terjadi di setiap jalan. Setiap rumah jadi sasaran,” kata Olga Nikitina yang dipeluk kakaknya saat turun dari kereta.
“Tembakan menghancurkan jendela. Hal itu membuat cuaca di apartemen kami ada di bawah titik beku,” kata dia.
Cerita lain dari Maryna Galla yang lolos dari hujan peluru bersama putranya yang berusia 13 tahun.
Dia mengatakan harus meringkuk di bunker sebuah pusat budaya bersama dengan sekitar 250 orang selama tiga minggu. Dia terus bertahan hidup meski tanpa air, listrik atau gas.
“Kami meninggalkan (rumah) karena peluru menghantam rumah-rumah di seberang jalan. Tidak ada atap. Ada orang yang terluka," kata Galla.