JURNALSUMSEL.COM - Menteri luar negeri Uni Eropa (UE) akan mempertimbangkan langkah selanjutnya terhadap Rusia.
Langkah tersebut diambil setelah negara-negara barat mengutuk perlakuan keras di Kremlin terhadap para demonstran yang menyerukan pembebasan politisi oposisi Alexei Navalny.
Tidak hanya UE, Amerika Serikat dan Inggris juga ikut bergabung dalam mengkritik pemerintahan Vladimir Putin pada hari Minggu 24 Januari 2021.
UE, AS dan Inggris bersama dengan menteri luar negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menggambarkan penangkapan massal ribuan pengunjuk rasa di beberapa kota Rusia sebagai bentuk penghinaan yang tidak dapat ditoleransi dan sudah ke arah otoriterisme.
Diketahui bahwa terjadi bentrokan terjadi di Moskow, St Petersburg, Vladivostok, dan kota-kota lain pada Minggu 24 Januari 2021 lalu.
Baca Juga: Album ‘21’ Adele Resmi Injak Satu Dekade, Setelah Raih 6 Penghargaan Grammy Award
Baca Juga: 7 Rekomendasi Podcast Horor yang Bisa Kamu Dengerin Saat Malam, Nomor 3 Bikin Merinding!
Beberapa pengunjuk rasa luka-luka akibat bentrok dengan polisi anti huru hara yang mengenakan pelindung tubuh dan helm
Presiden Polandia, Andrzej Duda telah menyerukan kepada UE untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia atas perlakuan terhadap Navalny.
Navalny sendiri ditangkap akhir pekan lalu saat ia kembali ke Rusia dari Jerman untuk pertama kalinya sejak diracuni dengan zat saraf.