Zelensky Akui Siap Bertemu Putin Asalkan Tanpa Perantara dan Tidak Mengeluarkan Ultimatum saat Negosiasi

20 Mei 2022, 17:59 WIB
Zelensky Sebut Putin Tiru Hitler pada Hari Kemenangan Rusia: Adopsi Filosofi Nazi /Foto kolase/Reuters

JURNALSUMSEL.COM - Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina belum juga menemui kesepakatan damai.

Selama hampir tiga bulan terakhir, Rusia terus-terusan memborbardir kota-kota besar di Ukraina dengan rudal dan tembakan udara.

Ukraina pun sejauh ini sudah banyak mengalami kerugian, mulai dari gedung dan fasilitas umum yang rusak parah, banyaknya tentara yang gugur, hingga warga sipil yang menjadi korban jiwa para tentara Rusia.

Baca Juga: Baru Rilis, Ini Spesifikasi Samsung Galaxy A73 5G yang dibekali Memori hingga 256 GB dan Kamera Utama 108MP

Meski telah dilakukan dialog damai beberapa kali dengan dihadiri mediator, nampaknya baik Rusia maupun Ukraina belum menunjukkan sinyal perdamaian lantaran tujuannya belum tercapai.

Upaya damai pun hingga saat ini terus dikerahkan demi menghentikan perang yang berlarut-larut tersebut.

Dilansir dari Zing News, pada 13 Mei 2022, Presiden Volodymyr Zelensky mengulangi tawarannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Vladimir Putin.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Lingkar Kediri dengan judul "Ukraina Diambang Keruntuhan, Presiden Zelensky Nyatakan Siap Bernegosiasi dengan Presiden Putin: Saya Siap..".

Baca Juga: Joe Biden Bakal Jamin Keamanan Finlandia dan Swedia Jika Gabung NATO: Mereka Aliansi yang Kuat

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina akan menjadi langak pertama menuju negosiasi dalam mencapai perdamaian.

“Sebagai presiden, saya siap untuk bernegosiasi dengan Putin, tetapi hanya dengan dia, tanpa perantara, dan dalam kerangka dialog, bukan pertemuan untuk mengeluarkan ultimatum,” kata Zelensky dengan stasiun radio RAI 1 (Italia), dikutip Lingkar Kediri dari Zing News.

Presiden Volodymyr Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina menolak saran bahwa Kyiv harus membuat konsesi untuk mengamankan kesepakatan keamanan.

“Tinggalkan wilayah yang diduduki sejak 24 Februari. Ini adalah langkah pertama untuk bernegosiasi tentang apa pun," katanya.

Sementara di hari yang sama, pada 13 Mei, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia tidak mengesampingkan kemungkinan pertemuan antara kedua presiden, tetapi perlu dipersiapkan dengan hati-hati.

Baca Juga: Finlandia dan Swedia Ngotot Gabung NATO, Rusia Perkuat Militer dan Siap Lancarkan Serangan Nuklir

Selain itu Dimitry Peskov juga mengatakan bahwa diskusi tentang draft saat ini tidak membuat kemajuan.

“Syarat dari pihak kami dinyatakan dengan jelas dalam dokumen dan diteruskan ke Ukraina, tetapi tidak ada tanggapan,” katanya.***(Donna Lia Suhervina/Lingkar Kediri)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Lingkar Kediri

Tags

Terkini

Terpopuler