Guru Besar Unair Sebut Turki Rencanakan untuk Membeli Vaksin Nusantara Sebanyak 5,2 Juta Dosis

- 26 Agustus 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi vaksin Nusantara
Ilustrasi vaksin Nusantara /Unsplash/Hakan Nural./

JURNALSUMSEL.COM - Uji klinis Vaksin Nusantara masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19.

Vaksin Nusantara diteliti di beberapa universitas seperti Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, serta ITB.

Bahkan, mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebutkan bahwa 90 persen bahan Vaksin Nusantara sudah tersedia di dalam negeri.

Baca Juga: Syarat Tes SKD CPNS 2021: Peserta Wajib Tes PCR Antigen atau Vaksinasi, Siapkan 3 Dokumen Penting Ini!

"Hampir 90 persen bahan industri sudah ada di Indonesia, bahkan dibuat di Indonesia," ujar Terawan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR di Jakarta pada Juni lalu.

Ternyata pembuatan Vaksin Nusantara ini mendapat perhatian dari negara luar.

Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Prof. Chairul Anwar Nidom mengemukakan ketertarikan Pemerintah Turki untuk membeli Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik dari Indonesia.

"Yang jelas, memang luar negeri sudah ada yang minat. Saya dapat informasi dari Dokter Terawan Agus Putranto (penggagas vaksin Nusantara) bawa ada keinginan dari negara Turki membeli vaksin Nusantara," kata Chairul Anwar Nidom yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu siang.

Baca Juga: Beri Kritik ke Sinetron Ikatan Cinta, Roy Suryo: Ini Demi Kebaikan Bersama

Dalam dialog di kanal Youtube Siti Fadilah, Kamis, 19 Agustus, Nidom menyampaikan bahwa vaksin Nusantara rencananya akan dipesan negara Turki sebanyak 5,2 juta dosis.

"Pada acara tersebut saya sampaikan bawa untuk tindak lanjutnya apakah nanti akan dikelola G to G (antarpemerintah) atau antar-business to business (transaksi bisnis) saya enggak tahu," katanya.

Menurut Nidom, pemerintah Turki bahkan menawarkan uji klinik untuk fase 3 Vaksin Nusantara dilakukan di negara mereka.

"Untuk Turki, Vaksin Nusantara ini justru menguntungkan, karena terus terang bahwa vaksin Nusantara ini dari aspek risiko toksisitas (keracunan), faktor sosial agama itu kan nggak ada masalah. Jadi kalau dia bisa menangkap itu, paling tidak negara Islam akan di-coversama Turki," katanya.

Baca Juga: Gubernur Hawaii Minta Wisatawan Hindari Destinasi Liburan di Tengah Lonjakan COVID-19

Vaksin Nusantara, menurutnya bisa menjadi potensi bagi Indonesia dalam aspek ekonomi.

Vaksin Nusantara juga merupakan terobosan baru dalam teknologi kesehatan dari vaksin yang telah berusia 300 tahun.

Berdasarkan pengamatan aspek sains, pada uji klinik fase 1 dan 2 pada para relawan, tidak ditemukan masalah, bahkan para relawan merasa lebih nyaman usai penyuntikan Vaksin Nusantara.

"Perbedaannya, Vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi, sementara vaksin yang konvensional ini akan terjadi inflamasi," katanya.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah