Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Indonesia Capai 56,9 Juta Penduduk

- 22 Agustus 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Tersedia jadwal vaksin Covid-19 di DIY pada 24 dan 25 Agustus 2021, dua lokasi tersedia.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Tersedia jadwal vaksin Covid-19 di DIY pada 24 dan 25 Agustus 2021, dua lokasi tersedia. /Instagram.com/@dinkeskotabdg/

JURNALSUMSEL.COM - Sebanyak 56.986.150 penduduk Indonesia telah menjalani vaksinasi COVID-19 dosis pertama.

Angka ini menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang dihimpun hingga Sabtu, 21 Agustus 2021.

Dilaporkan dalam jumlah tersebut terdapat kenaikan 482.095 orang penerima vaksin COVID-19 dosis pertama.

Selain itu, angka penerima vaksin COVID-19 dosis kedua meningkat mencapai 457.785 orang.

Baca Juga: NasDem Kecam Aksi Satpol PP yang Melarang dan Hampir Bubarkan Vaksinasi di Sorong Papua Barat

Kini total penerima vaksin COVID-19 dosis lengkap di Indonesia dilaporkan sebanyak 31.210.922 orang.

Pemerintah sendiri menargetkan 208.265.720 orang mengikuti vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan kelompok atau 'herd immunity'.

Ahli Imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH DSc menghimbau kepada masyarakat untuk tidak pilih-pilih merek vaksin dan menyegerakan vaksinasi untuk menghindari penularan COVID-19 yang semakin cepat dan berbahaya.

Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan saat ini ketersediaan vaksin di dunia semakin terbatas dan mutasi virus COVID-19 yang menghadirkan beragam varian baru juga semakin berbahaya.

Baca Juga: Kisi-kisi Materi Tes Karakteristik Pribadi TKP, Ada 6 Poin Penting, Cek juga Minimum Skor Passing Gradenya!

"Semakin ganas virus melalui varian-variannya. Pemerintah akan lebih mudah mengalahkannya dengan menggunakan vaksin dari berbagai platform, misalnya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer," tutur Jane dikutip dari Antara.

Menyadari hal itu, ujarnya, sudah semakin banyak masyarakat yang melakukan vaksinasi.

Dia menjelaskan hal ini perlu dipertahankan, karena berdasarkan data COVID-19 akan memberi dampak lebih mematikan kepada pasien yang belum menerima vaksinasi.

"Data menunjukkan bahwa kasus yang sakit dan meninggal sebagian besar adalah mereka yang belum divaksinasi," ujar doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Netherland tersebut.

Baca Juga: Cara Cetak atau Unduh Kartu Peserta Ujian di Laman SSCASN Sebagai Persyaratan Wajib untuk Tes SKD CPNS 2021!

Hal serupa juga disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Soedjatmiko, SpA(K),
MSi.

Dia kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi untuk menghindari bahaya COVID-19.

Berdasarkan data, ujarnya, COVID-19 sudah merenggut lebih dari 120.000 nyawa di Indonesia.

"Banyak anak Indonesia kehilangan orang tua akibat virus ini. Orang tua yang tidak mau divaksinasi, berarti tidak sayang kepada anak-anak dan keluarganya, karena membiarkan anak dan keluarganya lebih mudah diserang virus corona,” tutur Prof Soedjatmiko.

Baca Juga: Telah Dibuka Penerimaan Bintara Polri Bidan dan Perawat 2021, Ketahui Syarat dan Cara Daftarnya

Dia menambahkan bahwa di seluruh dunia, semua orang saat ini sedang berebut untuk mendapatkan vaksinasi.

Semakin banyak masyarakat dunia yang kini memahami dan meyakini manfaat vaksin untuk menghindarkan mereka dari COVID-19.

"Semua vaksin sama baiknya. Kalau menunda-nunda, menunggu memilih vaksin lain, berbahaya, karena bisa tertular COVID-19, menyebar di keluarga dan akan menyesal.

Ayo, segera imunisasi anak mulai umur 12 tahun, semua dewasa, dan lansia agar keluarga kita terlindung dari COVID-19," katanya.

Baca Juga: Fenomena Pamer Saldo di Kalangan Netizen, SImak Penjelasan Menurut Psikolog Ini

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate kembali menegaskan semua vaksin yang digunakan di Tanah Air telah melewati berbagai pengujian untuk memastikan keamanan, khasiat, dan mutu.

Sebelumnya, BPOM memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat untuk enam jenis vaksin, yaitu CoronaVac, Vaksin COVID-19 (produksi Bio Farma-Sinovac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer).

Sebelum didistribusikan dan digunakan, BPOM melakukan pengawalan mutu melalui sampling dan pengujian di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan dalam rangka lot release.

Untuk pertama kalinya Indonesia menerima 1,4 juta dosis vaksin Pfizer melalui skema pembelian bilateral.

Baca Juga: Fenomena Pamer Saldo di Kalangan Netizen, SImak Penjelasan Menurut Psikolog Ini

Vaksin Pfizer dengan merek COMIRNATY ini juga telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM pada 14 Juli 2021, dan akan didistribusikan kepada masyarakat secara gratis.

Vaksin Pfizer membutuhkan penanganan dan penyimpanan khusus dan harus segera digunakan, karena secara spesifikasi vaksin ini butuh disimpan khusus dengan suhu yang sangat rendah antara -90 hingga -60 derajat celcius.

Vaksin ini akan digunakan dalam Program Vaksinasi COVID-19 Pemerintah secara gratis dan tidak tersedia secara komersial di fasilitas manapun.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah