Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, Radikalisme menjadi paham atau ajaran yang bisa masuk melalui penetrasi ajaran agama yang keliru.
Bahkan, tidak sedikit melalui paham ini muncul dan mempengaruhi seseorang melalui propaganda media sosial.
"Ini adalah proses radikalisasi masif yang terjadi baik face to face dan juga melalui media sosial dan mempengaruhi cara berpikir, serta mulai bersikap ekstrem, dalam artian di sini setuju terhadap tawaran-tawaran itu," pungkasnya.***