WASPADA! Dampak Cuaca Ekstrem, BMKG: Terutama Pelaku di Sektor Transportasi

- 4 Februari 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem /Pixabay/pexels

Fenomena ini berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, ditambah Kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama.

Seperti di Laut China Selatan, Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali, Laut Sumbawa.

Baca Juga: Terjadi Peningkatan Aktivitas, Status Gunung Raung di Jawa Timur Naik Jadi Waspada

Baca Juga: Pendiri Pasar Muamalah Yang Melakukan Transaksi Dengan Dinar dan Dirham Ditangkap Polri, Ini Motifnya

Hal ini mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.

"Ditambah fenomena La Nina yang saat ini juga masih aktif dengan Indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi menjadi normal pada bulan Mei 2021. Kami memprediksi peningkatan curah hujan bulan Januari hingga Maret 2021 dapat mencapai 40-80% dari normalnya," imbuh Dwikorita.

Selain itu Peningkatan curah hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik.

Selain itu, ada juga hujan lebat disertai kilat atau petir dan gelombang tinggi yang dapat membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Maka dari itu, masyarakat diharapkan tetap selalu memonitor informasi cuaca dari BMKG (Cuaca publik, Cuaca penerbangan dan Cuaca Maritim).

Baca Juga: Bupati Terpilih Sabu Raijua Bekewarganegaraan AS, Pengamat Politik: Kemenangannya Bisa Dibatalkan

Halaman:

Editor: Mula Akmal

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah