JURNALSUMSEL.COM - Virus corona (Covid-19) saat ini sudah menjadi wabah mendunia.
Seluruh wilayah di belahan dunia hampir seluruhnya melaporkan adanya kasus positif Covid-19 pada warganya.
Termasuk di Indonesia, angka positif Covid-19 malah sempat menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Seluruh wilayah Indonesia saat ini sudah melaporkan warganya terinfeksi virus Covid-19, terkecuali satu wilayah ini.
Baca Juga: Gol di Menit-Menit Terakhir, Manchester City Kalahkan Cheltenham Town
Baca Juga: Menang Telak, Real Madrid Bantai Alaves 4 - 1
Ternyata, suku Baduy menjadi satu-satunya wilayah yang warganya tidak terinfeksi virus mematikan yang satu ini.
Sering dikaitkan dengan ilmu gaib, ternyata bukan itu yang menjadi penyebab wilayah Baduy terbebas dari kasus positif Covid-19.
Melansir informasi dari Antara, masyarakat Baduy memiliki cara yang ampuh untuk melawan virus corona ini.
Alih-alih dengan metode gaib atau semacamnya, masyarakat Baduy sangat ketat dalam menjalankan protokol kesehatan.
Hal ini tentu saja sudah kita ketahui, yaitu dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan guna mencegah penularan virus.
Baca Juga: Sebanyak 197 Bencana Tercatat Sejak Awal Tahun 2021, Ini Kata BNPB
Baca Juga: Rumah Tangga Celine Evangelista dan Stefan William Dikabarkan Retak, Sang Ibunda Tegaskan Hal Ini
Selain prokes, alih-alih ke kota besar, warga Baduy selama pandemi lebih fokus untuk melakukan aktivitas pertanian seperti berladang.
Petinggi adat setempat pun mengimbau masyarakat Baduy tidak boleh ke daerah zona merah penyebaran Covid-19, seperti Jakarta, Tangerang dan Bogor.
Jaro Saija, Petinggi Adat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak ini mengatakan masyarakat suku Baduy harus berada di wilayahnya dan tidak boleh ke luar daerah selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia: Atalanta Pecundangi AC Milan di San Siro
Baca Juga: Rekap Hasil Turnamen M2 Mobile Legends Babak Playoff Day 2 : Alter Ego Tersingkir
Warga Baduy yang merantau pun diminta untuk pulang dan menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas setempat sebelum memasuki tanah adat mereka.
"Kami menjamin pemukiman Baduy terbebas Covid-19 dan penjagaan diberlakukan dengan ketat dan pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Baduy dilakukan pemeriksaan kesehatan," jelasnya.
Pada Rabu, 20 Januari 2021, Iton Rustandi juga mengapresiasi warga Baduy selama pandemi terjadi.
"Kami mengapresiasi warga Baduy dapat mengendalikan Covid-19 itu," kata Iton.
Baca Juga: Rekap Hasil Turnamen M2 Mobile Legends Babak Playoff Day1: Alter Ego dan RRQ Hoshi Tampil Gemilang!
Baca Juga: Pasca Gempa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majene Laporkan Kondisi Bangunan Sekolah
Wilayah kerja Iton dan puskesmas ini melayani enam desa di sekitar sana yang terdiri atas Desa Kanekes, Bojong Menteng, Nayagati dan Cisimeut Raya.
Iton mengungkapkan bahwa jumlah kasus Covid-19 di wilayah jangkauan puskesmas ini tercatat tiga orang positif dan dua di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Ia juga mengatakan bahwa mereka yang meninggal terduga terluar di daerah Rangkasbitung.
"Kasus Covid-19 yang meninggal dunia itu diduga tertular di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, karena mereka kerap kali berobat," ujarnya.
Baca Juga: Menristek Optimis Indonesia Jadi Produsen Vaksin Covid-19 di Masa Mendatang
Baca Juga: Kim Young Dae Hadir dalam Episode Baru ‘True Beauty’
Kini, Puskesmas Cisimeut sendiri sedang terus mengendalikan pandemi Covid-19 di daerah Kanekes dan sekitarnya serta membagikan ribuan masker kepada masyarakat Baduy dan melakukan penyemprotan disinfektan.
Mereka pun mendirikan wastafel di sepanjang pintu gerbang masuk desa Kanekes. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar warga Baduy dan pengunjung dapat mencuci tangan menggunakan sabun.***