BMKG Catat Terjadi 5 kali Rentetan Gempa Bumi di Pasawaran Lampung Hari Ini

- 6 Januari 2021, 13:53 WIB
Gempa lampung 10 November 2020
Gempa lampung 10 November 2020 /Bmkg/

JURNALSUMSEL.COM - Sepanjang tahun 2020 lalu, BMKG mencatat beberapa daerah di Indonesia sering mengalami gempa tektonik.

Bahkan beberapa prediksi akan adanya gempa berkekuatan besar disusul dengan tsunami tinggi juga sering diberitakan.

Pada tahun 2021 ini, gempa kembali terjadi di Pasawaran Lampung.

Melansir informasi dari Antara, BMKG mencatat telah terjadi rentetan gempa bumi dengan magnitudo di bawah 0,5 di Pasawaran Lampung.

Baca Juga: BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Kembali Cair, Gagal Verifikasi Akun Kemnaker? Berikut Solusinya!

Baca Juga: HORE! Pemilik Kartu KIS Juga Dapat Bansos, Simak Caranya Disini

Masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap peningkatan aktivitas gempa tersebut.

"Masyarakat patut waspada dengan meningkatnya aktivitas gempa di Pasawaran Lampung ini," kata Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.

Daryono menjelaskan, masyarakat perlu waspada karena meski kekuatan magnitudo gempa di bawah 0,5 namun kedalamannya dangkal sehingga bisa berdampak menimbulkan kerusakan.

Menurutnya, cukup banyak kejadian gempa sebelumnya dengan magnitudo di bawah 0,5 yang merusak seperti Gempa Sabang (M 4,8) pada 4 Juni 2020 dan Gempa Kuningan (M 4,2) pada 11 Desember 2020.

Baca Juga: Perhatikan! BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Tidak Akan Cair ke 7 Rekening Ini

Baca Juga: Jelang Derby Manchester, Guardiola Bingung Kekurangan Pemain untuk Semifinal Piala Liga

Sebelumnya dilaporkan wilayah Pasawaran, Lampung diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 3,4 pada Rabu (6/1) pukul 10.38.40 WIB.

Episenter gempa terletak pada koordinat 5,58 LS dan 105,16 BT tepatnya di laut pada jarak 22 km Tenggara Pesawaran, Lampung, pada kedalaman 3 kilometer.

Gempa Pasawaran tersebut berdasarkan lokasi episenter dan kedalamannya termasuk dalam klasifikasi gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.

Diduga pembangkit gempa ini adalah Sesar Menanga (Menanga Fault) yang jalurnya memotong Gunung Pasawaran di Lampung.

Baca Juga: Simak! BLT UMKM/BPUM Hanya Diberikan Bagi 6 Golongan Ini

Baca Juga: Daun Aglonema Anda Layu? Rendam Akarnya dengan Bahan Ini Agar Segar Kembali

Berdasarkan pemodelan shake map dan laporan masyarakat, guncangan gempa dirasakan di wilayah Kemiling dan Pesawaran dengan skala intensitas III MMI.

Namun, hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan sebagai dampak dari gempa tersebut.

Hingga pukul 11.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). Tetapi gempa ini sebelumnya diawali oleh empat kali rentetan gempa pendahuluan dengan magnitudo 2,2 hingga 2,7 sehingga total sejak pagi dini hari tadi sudah terjadi lima kali gempa.

Tak hanya di Lampung, ternyata gempa yang sama juga pernah terjadi di Padang, Sumatera Barat.

Meski memiliki kekuatan berbeda, namun dua jenis gempa ini mempunyai dampak kerusakan yang sama.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Salah Satunya Sorot Matanya Tajam

Baca Juga: 15 Link Situs Streaming Film Online Gratis Terbaru 2021 , Dijamin Usir Bosan Selama di Rumah Saja!

Berdasarkan data yang dihimpun dari BMKG sejak 10 Oktober sampai 19 Oktober 2020 terjadi 10 kali gempa terjadi di area episentrum megathrust Mentawai dengan kekuatan di bawah 6,0 dan yang paling tinggi magnitudo 5,8.

Episentrum gempa berada pada megathrust Mentawai segmen Sipora-Pagai dan pada 25 Oktober 2010 pada area ini juga terjadi gempa berkekuatan 7,4 yang menimbulkan tsunami.

"Kalau dihitung, sejak dua tahun terakhir sudah puluhan kali gempa terjadi di area ini dan dari penelitian yang dilakukan oleh Prof Kerry Sieh dari Caltech dan Danny Hilman dari LIPI diketahui bahwa periode ulang gempa sangat kuat magnitudo 8,0 adalah 200 tahun," kata Pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Padang Badrul Mustafa, Phd.

Baca Juga: Mengejutkan! Inilah Skenario Besar Pilpres 2024, Megawati Pasangkan Puan Maharani dengan Prabowo

Baca Juga: Usai Blusukan, Risma Ingin Para PPKS Menjalani Pelatihan Keterampilan di Balai Rehabilitasi

Pagai pada tahun 1833 dengan kekuatan hampir 9,0. Lalu, periode ulang 200 tahun gempa besar di segmen ini sudah terjadi pada 12 September 2007 dengan kekuatan 8,4, 13 September 2007 dua kali dengan kekuatan 7,9 dan 7,4 serta terakhir 25 Oktober 2010 7,4.

"Di segmen ini secara saintifik gempa besar akan terulang lagi 200 tahun berikutnya. Jadi, menurut saya, untuk segmen Sipora-Pagai ini dapat dikatakan aman," katanya.

Terkait kenapa masih terjadinya beberapa kali gempa dengan kekuatan sampai di atas 5,0 di segmen ini ia menjelaskan dapat saja terjadi karena dorongan lempeng Indo-Australia dengan laju 6-7 centimeter per tahun yang sebagian energinya langsung keluar.

"Artinya untuk beberapa tahun ini sedikit yang terakumulasi untuk periode ulang berikutnya. Tapi saya yakin, di segmen ini gempa besar belum akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun," ujar dia.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah