Kampanye Online Belum Jadi Primadona pada Pilkada 2020

- 11 Desember 2020, 16:21 WIB
Kampanye Pilkada 2020 Gibran - Teguh via media virtual box
Kampanye Pilkada 2020 Gibran - Teguh via media virtual box /antarafoto/Mohammad Ayudha

Ade pun mengakui kampanye online tidak menarik antusias pemilih dalam porsi besar, karena sebagian masyarakat Depok belum bisa mengakses internet.

“Kita tak tinggal diam namun tetap kan melakukan kampanye door to door, mengetuk pintu dan hati para pemilih, serta menjaga kesetiaannya sampai hari pencoblosan," kata dia.

Begitupun dengan rivalnya, paslon Pradi-Afifah yang juga tak mau kalah dan mengklaim telah memperbanyak materi kampanye online dengan memproduksi konten-konten lewat media sosial seperti meme, video dan grafis tentang visi misinya.

Baca Juga: Reza Rahadian dan Prilly Latuconsina Pamer Kemesraan di Serial Drama Romantis Terbaru, Awas Baper!

“Meskipun diakui model kampanye online dalam pertemuan online atau daring itu dua hal yang berbeda," ujar Sekretaris tim pemenangan Pradi-Afifah, Ikravany Hilman saat dihubungi.

Belajar dari Pemilu Presiden Amerika Serikat

Pilpres Amerika Serikat bisa dikatakan menjadi salah satu contoh pelaksanaan pemilu dengan tatanan baru di Masa Pandemi.

Joe Biden yang mengalahkan Donald Trump sukses melakukan kampanye online di Media Sosial. Biden menang pada Pilpres 2020 karena mengantongi 290 suara dewan elektoral dan 74 juta suara mengutip dari Associated Press.

Jumlah itu sekaligus menjadi yang terbanyak dalam sejarah pemilihan di Negeri Paman Sam. Berbagai strategi diterapkan Biden untuk mengalahkan Trump. Salah satu strategi Tim Kampanyenya yaitu membangun toko digital canggih.

Ini Sejarah Pertama kali kampanye pemilihan presiden di Amerika yang hampir seluruhnya dilakukan online. Mereka menggunakan teks, panggilan dan grup Facebook berbasis data.

Halaman:

Editor: Mula Akmal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x