JURNALSUMSEL.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bertanggung jawab atas keracunan yang diduga berasal nasi kotak yang dibagikan PSI yang sedang dirawat di Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara.
Peristiwa keracunan tersebut menimpa 35 warga Kampung Beting, Koja Jakarta Kota yang merasakan mual dan muntah-muntah setelah mengkonsumsi nasi kotak.
Sebanyak 23 orang yang sempat dirawat di Rumah Sakit Koja, 18 orang sudah diperbolehkan diantaranya sudah diperbolehkan pulang dan 5 orang masih dalam perawatan.
"Kami akan menanggung seluruh perawatan sampai pulih, seluruh perawatan kami tanggung," ujar Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto saat ditemui di RS Koja, Jakarta Utara, Selasa 26 Oktober 2021 dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Pelantikan BPD HIPMI Sumsel, Herman Deru: Kita Ini Punya Tingkat Gengsi Ngalahin Level Ayam Geprek
Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha meminta kader PSI DKI Jakarta terus mendampingi sejumlah korban diduga keracunan nasi kotak (rice box) yang dibagikan kepada warga Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara selama 24 jam.
"Kami di sini untuk benar-benar ada rasa simpati dan tanggung jawab," kata Giring.
Lalu ia menangkupkan kedua tangannya ke depan sembari meminta permohonan maaf atas kejadian itu.
Sebelumnya, Ketua DPD PSI Jakarta Utara Darma Utama juga menjanjikan akan memberi santunan pada korban dugaan keracunan, warga Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara.
Baca Juga: 'Scanning', Langkah-langkah membaca Cepat Anti Ribet!
Darma menambahkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan internal supaya kasus seperti ini tidak terulang
"Sampai hari ini sudah dibagikan lebih dari 300 ribu (nasi kotak) di seluruh Indonesia. Selama ini, sama sekali tidak ada masalah. Kejadian seperti di Kampung Beting itu adalah yang pertama kali,” kata Darma Utama.
Darma mengatakan, Program “Rice Box PSI” sudah digelar sejak bulan April 2021, dan kejadian di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara adalah yang pertama kalinya.
Program tersebut melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena imbas oleh pandemi.
“Jadi PSI tidak membuat makanan, kami membagikan dan menghimpun dukungan program ini dari publik,” ujar Darma.
Baca Juga: LRT Tabrakan di Cibubur, ini penjelasan Direktur PT. INKA
Baca Juga: Presiden Jokowi Meminta Harga PCR turun menjadi 300 Ribu, berlaku 3 x 24 Jam
Kejadian Keracunan yang menimpa warga Koja ini sudah dilakukan penyelidikan oleh Polisi.
Polisi sudah mengirim sampel nasi kotak yang berisi sayur buncis, telur dan tempe orek tersebut dikirimkan ke laboratorium Polri di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
“Jadi Kita belum melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Nanti dari hasil laboratorium kan ketahuan, misalnya, nasi ada racunnya kah? Jenisa apa? Racun apa?,” AKBP Abdul Rasyid selaku Kepala Kepolisian Sektor Koja, Selasa 26 Oktober 2021, dikutip dari ANTARA.***