Makin Serius Bantu Ukraina, Joe Biden Rancang UU Khusus Tentang Bantuan Senjata untuk Lawan Rusia

- 7 Mei 2022, 11:00 WIB
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan tentang pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan pengurangan defisit di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, AS, 4 Mei 2022.
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan tentang pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan pengurangan defisit di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, AS, 4 Mei 2022. /REUTERS/Evelyn Hockstein

JURNALSUMSEL.COM - Sejak invasi Rusia terhadap Ukraina berlangsung, Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling mendukung Ukraina.

AS tak henti-hentinya memberi dukungan berupa bantuan senjata dan akomodasi untuk pasukan Ukraina yang masih melawan Rusia hingga kini.

Seperti yang diketahui, Vladimir Putin belum mau menarik pasukan Rusia dari Ukraina karena tujuannya belum tercapai.

Meski dialog damai sudah beberapa kali dilakukan, nampaknya Rusia dan Ukraina diperkirakan sulit untuk berdamai dan melakukan gencatan senjata.

Baca Juga: Pelaku Usaha Bisa Dapat Banpres Lain Selain BPUM atau BLT UMKM 2022, Cek Link Ini

Terkait serangan pasukan Rusia di beberapa kota di Ukraina baru-baru ini, AS kembali menyokong pasukan Volodymyr Zelensky tersebut dengan paket persenjataan senilai Rp2 milyar.

Tak tanggung-tanggung, AS semakin menunjukkan keseriusannya dalam membantu Ukraina melawan Rusia dengan merancang Undang-Undang (UU) khusus persenjataan.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Amerika Serikat Bakal Cetus UU Khusus untuk Persenjatai Ukraina Lawan Rusia".

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengkonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden akan menandatangani Undang Undang Pinjam-Sewa atau Lend-Lease Act of 2022 pada Senin mendatang, 9 Mei.

Undang-undang tersebut akan memudahkan Washington untuk mengirimkan lebih banyak jenis senjata ke Ukraina.

Otorisasi tersebut akan dilaksanakan pada 9 Mei, bertepatan dengan "Hari Kemenangan". Merujuk pada hari kekalahan Nazi Jerman yang dirayakan setiap tahun di Rusia.

Baca Juga: Kocak, Sikap Kim Tae Ri Tolak Pelukan Choi Hyun Wook dan Mendorongnya di Baeksang Arts Awards Jadi Sorotan

Keterangan didapat saat Psaki ditemui dalam perjalanan ke Bandara Internasional Cincinnati/Northern Kentucky, Jumat, 6 Mei 2022.

"Presiden akan menandatangani Undang-Undang Pinjam-Meminjam Pertahanan Demokrasi Ukraina tahun 2022," kata Psaki, dikutip dari Russia Today, Sabtu, 7 Mei 2022.

Dia mengatakan, Presiden Joe Biden akan bertemu dengan para pemimpin manufaktur di area Greater Cincinnati pada Jumat sore.

UU Pinjam-Sewa sebelumnya digunakan untuk membantu sekutu selama Perang Dunia II. Sesuai dukungan Kongres, UU akan dihidupkan kembali demi Ukraina.

UU tersebut akan memungkinkan AS mengekspor senjata dengan jumlah dan intensitas tak terbatas ke Kiev.

Sementara RUU itu disetujui oleh Kongres pekan lalu, RUU sebetulnya telah direncanakan sejak Januari 2022.

Lebih dari sebulan sebelum Moskow mengakui republik Donbass sebagai republik independen dan mengirim pasukan ke Ukraina.

Moskow telah berulang kali mengutuk AS dan sekutu NATO-nya karena terus mengirimkan senjata ke Ukraina.

Baca Juga: Berikut Daftar Rute yang diberlakukan Aturan One Way Selama Arus Balik Mudik 2022 di Pulau Jawa

Rusia bersikeras bahwa pasokan tersebut hanya akan memperkeruh konflik. Kremlin juga mengancam akan meluncurkan serangan sebanyak senjata yang AS berikan kepada wilayah Ukraina.

Sejak Rusia meluncurkan operasi militernya pada 24 Februari, Washington telah menjanjikan hampir 15 miliar dolar AS bantuan militer ke Kiev.

Dalam sidang senat terakhir, Biden mendesak Kongres untuk meloloskan paket bantuan Ukraina senilai 33 miliar dolar AS, dengan alokasi 20 miliar dolar AS bagi militer Kiev.

Invasi bermula dari tuntutan Kremlin agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral, yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO di bawah pimpinan AS.

Kiev berulang kali mengatakan serangan Rusia tetap tak punya landasan jelas. Kiev juga membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali republik Donetsk dan Lugansk secara paksa, seperti yang dituduhkan Rusia.***(Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah