Perang Tak Kunjung Usai, Kemlu Rusia Sebut AS Jadi Penyebab Kegagalan Negosiasi dengan Ukraina

- 23 April 2022, 10:00 WIB
Perang Rusia-Ukraina
Perang Rusia-Ukraina /reuters/

JURNALSUMSEL.COM - Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sudah berlangsung selama dua bulan.

Rusia terus menerus melancarkan serangan rudal dan tembakan udara untuk memborbardir wilayah di Ukraina.

Meski sudah mendapat peringatan dari negara lain, Rusia nampaknya belum mau menghentikan serangannya di Ukraina.

Negosiasi damai yang sudah dilakukan Rusia dan Ukraina pun nampaknya tak membuahkan hasil, mengingat baru-baru ini Rusia kembali melancarkan serangannya di kota pelabuhan Mariupol dan Kyiv.

Baca Juga: Jadwal dan Rute Penerapan One Way dan Ganjil Genap Selama Mudik Lebaran di Pulau Jawa

Mengenai upaya damai dengan Ukraina, Rusia mengatakan AS memberi pengaruh besar dalam hal tersebut.

Rusia menuding AS dengan sengaja menyebarkan disinformasi tentang keadaan di Ukraina dalam upaya untuk membingungkan penduduk setempat dan mengganggu negosiasi.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di PR Depok dengan judul "Rusia Tuding AS Tak Inginkan Perang di Ukraina Berakhir Karena Alasan Ini".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova membenarkan pengaruh AS dalam kegagalan negosiasi.

“Untuk apa? Ada beberapa alasan. Ya mungkin untuk sepenuhnya membingungkan warga Ukraina, orang-orang yang sekarang ada di sana, mempertanyakan kemungkinan proses negosiasi apapun dan tentu saja, membuat penyelesaian yang dinegosiasikan menjadi tidak mungkin dan tidak berarti, ”kata Zakharova seperti dikutip dari Rusia Today.

Baca Juga: Cek Penerima BPUM 2022 di eform.bri.co.id, Pelaku Usaha Bisa Cairkan BLT UMKM degan Cara Ini

Zakharova menyampaikan hal itu ketika diminta untuk mengomentari pernyataan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price yang menyebut pernyataan Rusia tentang mengambil kendali Mariupol adalah disinformasi.

Sementara itu, terkait situasi di pabrik Azovstal yang terkepung di Mariupol, Zakharova mengklaim bahwa Rusia mempertimbangkan nasib orang-orang Ukraina yang ada di sana.

“Bagaimana memastikan bahwa orang-orang ini tinggal di sana,” katanya.

Akan tetapi, orang-orang Ukraina tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Rusia untuk meninggalkan tempat itu.

Hal ini menurutnya sebagai dampak dari propaganda negara Barat.

“Semua yang dilakukan dunia Barat, komunitas Barat siap untuk memastikan bahwa situasinya semakin meningkat dan tidak mendapatkan kesempatan untuk tenang. Eskalasi, eskalasi, eskalasi,” katanya.

Lebih lanjut, menurutnya negara Barat terus mengumumkan bantuan tambahan untuk Ukraina karena mereka tidak menginginkan perang berakhir.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar KIP Kuliah Mandiri 2022, Akses Link kip-kuliah.kemdikbud.go.id dengan Cara Ini

“Amerika Serikat tidak membutuhkan perdamaian di Ukraina, dan semakin banyak pernyataan seperti itu yang kita dengar, semakin banyak bukti yang harus kita buktikan,” ujarnya.

Sementara itu, juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan bahwa AS biasa berbohong.

Menurut pendapat Konashenkov, Washington tertarik pada Ukraina karena perang.

“Hanya dalam hal keuntungan dari pasokan senjata dan perang melawan Rusia hingga Ukraina terakhir,” ujarnya.

Sejak peluncuran serangan militer Rusia di Ukraina, Moskow dan Kyiv telah menuduh satu sama lain menghambat evakuasi warga sipil serta melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional. Beberapa putaran perundingan damai tampaknya belum membuahkan hasil.

Sedangkan negara Barat mengutuk serangan Rusia dan memberlakukan sanksi keras terhadap Moskow. Pejabat Rusia menganggap pembatasan ini melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan.***(Filio Duan/PR Depok)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: PR Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah