Bayi Orca Meninggal Akibat Terdampar di Perairan Selandia Baru Setelah Usaha Pencarian Ibunya

- 24 Juli 2021, 20:53 WIB
Ilustrasi Paus Orca/SarahRichterArt/pixabay.com
Ilustrasi Paus Orca/SarahRichterArt/pixabay.com //Fauzi/

Manajer spesies laut Departemen Konservasi Ian Angus mengatakan bahwa mereka sadar bahwa semakin lama Toa berada di penangkaran dan jauh dari induknya, semakin besar kemungkinan kesehatannya akan memburuk.

"Toa berlalu dengan cepat, dikelilingi oleh cinta dengan hari-hari terakhirnya dibuat senyaman mungkin," ujar Angus.

"Melalui upaya luar biasa ini, kami semua bersatu dalam keinginan untuk melakukan yang terbaik untuk Toa. Menemukan dan menyatukannya kembali dengan podnya masih menjadi tujuan kami menuju akhir pekan," lanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa kehadiran Toa telah membuat banyak orang bersimpati karena keadaannya yang tidak berdaya tersebut.

Baca Juga: Faskes Kolaps di Tengah Lonjakan Covid-19, Ombudsman RI Sarankan Pemerintah Turun Tangan Langsung

"Bayi orca ini telah merebut hati orang-orang, dan tidak ada yang mau percaya bahwa dia tidak memiliki kesempatan bertarung," ujarnya.

Meskipun dikenal sebagai paus pembunuh, orca sebenarnya adalah spesies lumba-lumba terbesar, dengan jantan yang tumbuh hingga sembilan meter.

Dapat dikenali dari tanda hitam dan putihnya yang khas, mereka terdaftar sebagai sangat terancam punah di Selandia Baru, dengan populasi mereka diperkirakan sejumlah 150-200 ekor.

Kawanan orca relatif umum terlihat di Wellington Harbour, di mana mereka telah diamati berburu ikan pari.***

Halaman:

Editor: Mula Akmal

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah