Peristiwa Kudeta tersebut diketahui terjadi pada 1 Februari 2021, Senin dini hari.
Tidak hanya mengambi alih tampuk kekuasaan dari pihak pemerintah yang sah. Pihak militer juga dikabarkan menangkap dan menahan berberapa orang termasuk Aung San Suu Kyi, pemimpin sipil tertinggi Myanmar.
Baca Juga: Takut Minus Mata Kamu Bertambah? Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini
Baca Juga: 5 Adab Bercanda dari Rasulullah yang Harus Kamu Tahu, Penting agar Tidak Kelewat Batas
Pihak miiter beralasan bahwa aksi kudeta tersebut murni dan perlu dilakukan, sebagai pembalasan terhadap kecurangan pada proses pemilihan umum (Pemilu) pada tempo lalu.
Pada pemilu tersebut, pihak pemenang yang berasal dari Partai Demokrasi dicurigai telah melakukan suatu kecurangan sistematis sehingga hasil kemenangan tersebut menjadi tidak sah.
Sementara itu, masyarakat yang lebih menyukai tatanan sistem pemerintahan dan sosial yang diterapkan oleh Partai Demokrasi pun membalas keras penyataan dari pihak militer tersebut.
Masyarakat mengatakan bahwa alasan yang dikatakan pihak militer untuk melakukan kudeta tersebut hanyalah omong kosong dan fitnah belaka.
Kecaman yang bernada sama pun faktanya tidak hanya berasal dari masyarakat Myanmar semata.
Beberapa negara di dunia termasuk Indonesia dan Malaysia juga diketahui mengecam keras kudeta tersebut, serta memaksa pihak militer Myanmar agar segera menyudahi kekacauan yang dibuatnya.***